06/12/2024 21:41
SUMUT

RSUPHAM Bantah Rekaman Video Telantarkan Pasien

Fokusmedan.com : Beredarnya rekanan video di media sosial yang menuding bahwa Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) menelantarkan pasien dibantah pihak manajemen rumah sakit.

Dalam caption rekaman video tersebut disampaikan pasien yang dibawa ke RSUP HAM hanya dipegang tanpa adanya tindakan dari dokter. Dokter yang saat itu bertugas juga dikatakan hanya berdiskusi tidak jelas, padahal pasien sudah kehabisan darah.

Terkait hal tersebut, Sub Koordinator Hukum, Organisasi dan Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak membantah dan menyebutka  jika pasien tersebut datang ke RSUP HAM pada, Jumat (16/6) pukul 11.50 WIB lalu.

“Sejak masuk ke IGD, pasien sudah dilayani sesuai dengan SOP yang berlaku di rumah sakit,” jelasnya kepada wartawan, Jumat (23/6/2023).

Pasien terebut, lanjutnya, bahkan sudah menjalani pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, foto thorax, foto panggul (pelvic), foto lutut kanan dan kiri (Genu AP Lateral Kanan dan Kiri) serta CT Scan Whole Abdomen 3 phase.

“Bahkan pasien sudah dijadwalkan akan menjalani operasi oleh dokter spesialis bedah plastik, sekaligus crossmatch dan penyediaan darah untuk operasi,” ungkapnya.

Namm, ketika dimenit-menit akhir persiapan operasi dan pasien akan didorong ke Kamar Bedah, keluarga justru minta PAPS (Pulang Atas Permintaan Sendiri.

“Jadi, seluruh tindakan yang dilakukan sudah dikomunikasikan dan diedukasikan kepada keluarga pasien,” ucapnya.

Sementara itu, terkait pernyataan yang menyebutkan dokter menolak untuk menandatangani berkas PAPS, Rosario juga membantah hal itu tidak benar.

“Dokter kami sedang memproses permintaan PAPS dari keluarga sekaligus melakukan edukasi kepada keluarga terkait permintaan PAPS. namun keluarga pasien mengambil video secara diam-diam, sehingga dokter secara otomatis menghentikan aktivitasnya dan meminta keluarga menghentikan video dan menghapus video yang sudah ada, supaya semua kegiatan bisa dilanjutkan kembali,” terangnya.

Namun, lanjut Rosario, keluarga pasien menolak keras bahkan menjadi marah.

“Perlu kami informasikan bahwa walaupun RS adalah tempat pelayanan publik, tapi ada peraturan yang berlaku di RS yang harus dipatuhi oleh seluruh pengunjung RS demi kenyamanan bersama, termasuk salah satunya adalah pengambilan video di lingkungan RS,” imbuhnya.

Selanjutnya, timpal Rosario, soal pernyataan yang menyebutkan seorang dokter pria marah tidak jelas dan minta adu jotos ke luar dengan keluarga pasien juga dibantah. Kondisi yang sebenarnya, sebutnya adalah karena situasi semakin tidak nyaman di ruang IGD akibat keluarga pasien yang berteriak-teriak, sementara banyak pasien darurat yang harus dilayani dan dokter tersebut menegur keluarga pasien agar tidak menciptakan keributan di ruang IGD.

“Namun begitu, kami juga sangat memahami perasaan keluarga yang khawatir dengan kondisi pasien,” pungkasnya.(riz)