14/12/2024 16:29
EKONOMI & BISNIS

Ancaman Bunga Tinggi Bertahan Lama, Rupiah dan Harga Emas Masih dalam Tekanan di Pekan Ini

Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar AS di Dolar Asia Money Changer. Bisnis

Fokusmedan.com : Awal pekan ini, data indeks S&P Global Manufacturing PMI tanah air akan dirilis. Di bulan Mei angkanya anjlok menjadi 50.3 dari posisi bulan sebelumnya di level 52.7. Angka PMI Indonesia ini hanya sedikit di atas level 50 dan jika di Juni besaran indeksnya mengalami penurunan, maka sangat rentan untuk masuk dalam fase pertumbuhan yang terkontraksi.

Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, data PMI tersebut sangat penting dalam memproyeksikan atau melihat kinerja ekonomi tanah air ke depan. Di tengah ancaman perlambatan dan resesi ekonomi global, data PMI di tanah air menjadi acuan sekaligus harapan bagaimana sektor manufaktur dalam menopang ekonomi di tanah air. Data tersebut akan menjadi acuan pergerakan pasar di awal pekan ini.

Selain data PMI, ada FOMC minutes serta beberapa data penting ketenaga kerjaan yang akan di rilis Amerika Serikat di akhir pekan ini. FOMC minutes yang akan memberikan pengaruh besar bagi pergerakan pasar, sementara data ketenaga kerjaan akan menjadi pertimbangan pasar dalam melihat dinamika kebijakan yang akan diambil nantinya.

Namun sebelum ke data-data tersebut, selama libur panjang Idul Adha, Bank Sentral AS justru memberikan isyarat akan adanya kenaikan suku bunga acuan selanjutnya. Bahkan hal yang paling menakutkan adalah bahwa target inflasi AS (2%) baru akan terealisasi di tahun 2025 mendatang yang mengindikasikan bahwa masalah inflasi AS masih jauh dari kata selesai.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa suku bunga tinggi akan bertahan untuk waktu yang lebih lama. Dan selama inflasi belum mencapai 2%, maka potensi gangguan ekonomi seperti resesi sangat terbuka.

“Ancaman resesi tersebut tentunya akan jadi kabar buruk bagi pasar saham. Karena kinerja emiten di pasar saham akan sangat terbebani oleh bunga tinggi,” ujar Gunawan, Minggu (2/7/2023).

Selanjutnya, ia melihat ada potensi pasar bergerak dalam tekanan di pekan ini. Rencana kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS akan memicu terjadinya tekanan pada mata uang Rupiah.

Rupiah diperkirakan akan bergerak melemah dalam rentang 14.950 hingga 15.150 per dolar AS. Untuk kinerja IHSG, masih bergerak volatile dengan potensi bergerak dalam rentang 6.600 hingga 6.730.

Untuk harga emas, selama libur panjang Idul Adha, emas sempat anjlok di kisaran angka $1.897 per ons troy nya. Meskipun berbalik dan menguat kembali di atas $1.900 per ons troy. Saya memperkirakan harga emas dalam sepekan kedepan akan bergerak dalam rentang $1.900 hingga $1.950 per ons troy. (ram)