10/09/2024 7:57
SUMUT

Universitas ST Bhinneka Dibangun, Mahasiswa Harus Mampu Implementasikan Pancasila

Peletakan batu pertama pembangunan Universitas ST Bhinneka. Ist

Fokusmedan.com : Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YP SIM) memulai pembangunan Universitas Satya Terra (ST) Bhinneka, di Jalan T Amir Hamzah, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim bersama Ketua Dewan Pembina YP SIM, dr Sofyan Tan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Universitas ST Bhinneka, Kamis (25/8/2022).

Sofyan Tan menjelaskan, makna dan filosofi dipilihnya nama Satya Terra Bhinneka. Satya memiliki arti kebenaran, kejujuran, loyalitas, dan kebaikan.

“Intinya, mempunyai nilai-nilai kejujuran dan kesetiaan yang sangat penting bagi generasi emas ke depan,” jelasnya.

Kemudian, Terra memiliki arti bumi dan tanah dan Bhinneka adalah keanekaragaman dan keberagaman.

Ketiga nama yang ada pada Universitas Satya Terra Bhinneka juga mewakili 3 kata bahasa, yaitu Sansekerta, Latin, dan Jawa Kuno. Ketiga kata bahasa tersebut merupakan kombinasi yang menggambarkan relevansi regional, nasional, dan internasional namun nilai-nilai kebudayaan tetap ada.

Ia melanjutkan, Universitas ST Bhinneka akan menerapkan prinsip-prinsip Kampus Merdeka Belajar yang murni. Pihaknya juga ingin para lulusan bukan hanya siap bekerja, tetapi memiliki nilai-nilai kebangsaan tinggi.

“Kami ingin lulusan dari universitas ini bukan hanya siap bekerja tetapi juga memiliki nilai-nilai kebangsaan yang tinggi, mampu merelisasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga menerapkan nilai kebinekaan,” ujar dr Sofyan Tan yang juga Anggota DPR RI.

Sementara itu, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengaku sangat mengapresiasi pembangunan universitas ST Bhinneka. Ia sangat optimis, Universitas ST Bhinneka akan mampu mewujudkan semangat kampus merdeka belajar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan zaman.

“Perguruan tinggi harus mampu menghilangkan sekat antara dunia profesi dengan dunia industri. Bahwa akan banyak praktisi yang akan mengajar di kampus dan sekolah sebaliknya akan banyak guru dan dosen yang akan mencari pengalaman di dunia industri. Ini adalah semangat kampus merdeka belajar yang tujuannya untuk meningkatkan kompetensi keilmuan dan pengalaman bagi masyarkat Indonesia,” sebutnya.

Nadiem juga menitipkan pesan agar seluruh kampus di Indonesia tetap memperhatikan 3 poin penting yang kerap memicu persoalan dalam dunia pendidikan. Tiga poin tersebut yakni Intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan (bully). Ia meminta agar seluruh pengelola perguruan tinggi memperhatikan tiga hal tersebut.

“Saya minta semua pemimpin yayasan mengambil peran aktif dalam menghilangkan 3 masalah ini. dengan komitmen dan dukungan dari semua pihak, kita saya yakin hal itu dapat dilakukan. Secara khusus saya optimis, Universitas ST Bhinneka akan menjadi kampus penggerak yang berdampak besar mentransfer sistem pendidikan yang lebih inklusif dalam mendorong kolaborasi dan inovasi,” pungkasnya.(ng)