27/04/2024 1:42
INTERNASIONAL

Trump Umumkan Pengobatan Covid-19 dengan Plasma Darah Disetujui

fokusmedan : Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu mengumumkan pengesahan darurat plasma pasien sembuh dari Covid-19 untuk mengobati virus corona. Sebelumnya Trump kerap dikritik karena dianggap lamban dalam penanganan pandemi Covid-19.

Pengumuman ini disampaikan beberapa hari setelah pejabat Gedung Putih menduga ada motif politis penundaan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) dalam persetujuan vaksin dan pengobatan virus corona yang dapat memperkecil kesempatan Trump terpilih kembali pada Pemilu nanti.

Pada malam Konvensi Nasional Partai Republik, Trump menerbitkan perintah darurat – yang dapat mempermudah beberapa pasien untuk memperoleh pengobatan – dalam sebuah konferensi pers Minggu malam, menurut pejabat Gedung Putih. Plasma darah, diambil dari pasien yang telah sembuh dari virus corona dan kaya antibodi, mungkin bisa bermanfaat bagi pasien lain yang tengah berjuang dengan penyakit tersebut. Namun buktinya belum meyakinkan seperti bagaimana plasma bekerja dan bagaimana memberikannya kepada pasien.

Banyak ilmuwan dan dokter percaya plasma dari pasien sembuh mungkin memiliki beberapa manfaat tapi bukan suatu terobosan. Plasma kaya antibodi yang bisa membantu melawan virus corona, tapi buktinya sejauh ini masih belum meyakinkan apakah ampuh, kapan akan diberikan dan berapa dosis yang diperlukan.

“Plasma pasien sembuh dari Covid-19 seharusnya tak dianggap sebagai standar baru pengobatan pasien Covid-19. Data tambahan akan diperoleh dari analisis lain dan uji klinis terkontrol dengan baik yang sedang berlangsung dalam beberapa bulan mendatang,” jelas kepala ilmuwan FDA, Denise Hinton dalam sebuah surat yang menjelaskan pengesahan darurat ini, dikutip dari The Times of Israel, Senin (24/8).

Gedung Putih risau dengan langkah persetujuan plasma, tetapi tuduhan kelambanan tanpa bukti terhadap FDA dinilai hanyalah serangan terbaru dari tim Trump terhadap birokrasi “negara bagian”.

Kepala staf Gedung Putih, Mark Meadows tidak membahas secara spesifik, tetapi mengatakan bahwa “kami telah melihat sejumlah orang yang tidak seketat yang seharusnya dalam hal menyelesaikannya.”

“Presiden ini akan memotong birokrasi,” kata Meadows dalam sebuah wawancara “This Week” di ABC.

Awal bulan ini, para peneliti Mayo Clinic melaporkan petunjuk kuat bahwa plasma darah dari penderita Covid-19 membantu pasien yang terinfeksi lainnya pulih. Tapi itu tidak dianggap sebagai bukti.

Lebih dari 70.000 pasien di AS telah diberikan plasma tersebut, pengobatan berusia seabad untuk melawan flu dan campak sebelum ada vaksin. Ini adalah taktik yang tepat ketika penyakit baru muncul, dan sejarah menunjukkan bahwa itu berhasil melawan beberapa infeksi, tetapi tidak semua.

Klinik Mayo melaporkan data awal dari 35.000 pasien virus corona yang diobati dengan plasma, dan mengatakan ada lebih sedikit kematian di antara orang yang diberi plasma dalam tiga hari setelah diagnosis, dan juga di antara mereka yang diberi plasma yang mengandung antibodi pelawan virus tingkat tertinggi.

Tapi itu bukan penelitian formal. Para pasien dirawat dengan cara berbeda di rumah sakit di seluruh negeri sebagai bagian dari program FDA yang dirancang untuk mempercepat akses ke terapi eksperimental.

Kepala FDA, Stephen Hahn, mengatakan Trump tidak berkoordinasi dengannya terkait waktu pengumuman.

Sementara itu, mantan komisaris FDA Dr. Scott Gottlieb membantah tudingan lamban karena alasan politis.

“Saya dengan tegas membantah pendapat mereka akan memperlambat apa pun atau mempercepat apa pun berdasarkan pertimbangan politik apa pun atau pertimbangan apa pun selain yang terbaik untuk kesehatan masyarakat dan rasa misi yang nyata kepada pasien,” kata Gottlieb kepada CBS “Face the Nation.(yaya)