11/10/2025 1:09
EKONOMI & BISNIS

Pasokan Beras Melimpah, Harga Belum Pasti Turun

Ilustrasi stok beras nasional. Net

Fokusmedan.com : Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Medan dan sekitarnya mengalami kenaikan belakangan ini. Di level produsen (kilang), harga beras naik dalam rentang Rp10 ribu hinggga Rp15 ribu untuk satu karung beras ukuran 30 Kg.

Sebagai perbandingan, sampel kilang di wilayah Deli Serdang menaikkan harga jual dari Rp410 ribu per karung di Mei menjadi Rp420 hingga Rp425 ribu per karung (30 Kg) saat ini.

Pantauan di lapangan, harga beras naik dari kisaran Rp13.666 per Kg di Mei menjadi Rp14 hingga Rp14.166 per Kg saat ini. Yang bisa saja di level konsumen harga beras naik sekitar Rp500 per Kg nya. Dan pemicu kenaikan harga beras menurut hemat saya salah satunya dikarenakan kebijakan penyerapan gabah oleh Bulog sebesar Rp6.500 per Kg.

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, saat panen raya di mana harga gabah berpeluang di bawah Rp6.500 per Kg, justru Bulog diamanahkan untuk menyerap di angka tersebut. Hal itu memaksa pihak lain (swasta) menaikkan harga di atas penyerapan Bulog, agar mampu bersaing dalam mendapatkan pasokan GKP.

Dan harga gabah kering panen (GKP) saat ini sudah menyentuh angka Rp6.800 hingga Rp7.300 per Kg di wilayah Deli Serdang. Yang artinya harga GKG (gabah kering giling) berada dikisaran Rp7.500 hingga Rp8.000 per Kg.

“Meski pemerintah mengklaim pasokan beras cukup banyak, bukan berarti harga beras tidak dapat naik. Karena harga pokok produksi beras pada dasarnya sudah mengalami kenaikan,” ujarnya, Kamis (12/6/2025).

Bahkan jika mengkonversi harga GKG Rp7.500 hingga Rp8.000 per Kg, akan menghasilkan harga beras dalam rentang Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per Kg dengan asumsi rendeman sebesar 50%.

Jadi, tambahnya, realisasi harga beras saat ini masih relatif lebih rendah dari HPP. Musim panen raya memang sudah terlewati, akan tetapi beberapa wilayah tetap memasuki panen, khususnya wilayah yang memiliki musim panen 3 kali dalam setahun dan saat ini produsen beras tengah menanti respon pemerintah khususnya Bulog terkait dengan kenaikan harga.

Beras yang digelontorkan Bulog berpeluang membuat harga lebih stabil dan cenderung sulit untuk naik. Alhasil harga gabah juga sulit untuk dinaikkan walaupun pasokan gabah di petani menyusut karena musim panen yang sudah terlewati. Produsen tentunya tidak berani membeli gabah dengan harga yang terlalu tinggi, karena bisa merugikan produsen saat Bulog justru mendistribusikan beras ke masyarakat atau ke pasar.

“Jadi kalau konsumen mengeluhkan harga beras naik, atau petani mengeluhkan harga gabah yang lebih rendah dari harga potensialnya. Maka salah satu pemicunya karena kebijakan pemerintah yang ketat dalam menyerap gabah petani di harga Rp6.500 per Kg,” pungkasnya. (ng)