30/04/2024 9:55
INTERNASIONAL

Sekjen PBB Peringatkan Militer Myanmar: Hentikan Penindasan

Fokusmedan.com : Unjuk rasa menentang kudeta militer di Myanmar terus berlanjut dan semakin memanas. Tewasnya tiga orang demonstran tak menyurutkan keberanian para pengunjuk rasa untuk terus menyuarakan tuntutannya yaitu mengembalikan kekuasaan kepada pemenang pemilu dan membebaskan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi yang ditangkap menjelang kudeta pada 1 Februari lalu.

Sekjen PBB, Antonio Guterres pada Senin mendesak militer Myanmar untuk menghentikan penindasan dan membebaskan ratusan tahanan politik sejak kudeta.

“Kami lihat penghancuran demokrasi, penggunaan kekerasan, penangkapan sewenang-wenang, penindasan dalam segala bentuknya. Pembatasan ruang-ruang sipil. Penyerangan terhadap masyarakat sipil. Pelanggaran parah terhadap minoritas tanpa pertanggungjawaban, termasuk pembersihan etnis populasi Rohingya. Daftarnya terus berlanjut,” tegas Guterres saat berbicara di Dewan HAM PBB di Jenewa, dilansir Reuters, Senin (22/2).

“Hari ini, saya menyerukan militer Myanmar menghentikan penindasan segera. Bebaskan para tahanan. Akhiri kekerasan. Hormati HAM, dan kehendak rakyat yang diekspresikan melalui pemilu baru-baru ini,” lanjutnya.

Beberapa negara Barat mengecam kudeta dan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan AS akan terus “mengambil tindakan tegas” terhadap pihak berwenang yang menindak para demonstran dengan kekerasan.

“Kami mendukung orang-orang Birma,” ujarnya. Birma adalah nama lain dari Myanmar.

Inggris, Jerman, Jepang, dan Singapura juga mengecam kekerasan tersebut.

Pada Sabtu, dua pengunjuk rasa di kota Mandalay tewas ditembak polisi. Sebelumnya, seorang demonstran perempuan ditembak di kepala dan bertahan hidup selama sekitar 10 hari sebelum akhirnya meninggal pada Jumat.

Pemakaman Mya Thwate Thwate Khaing,ini diiringi para demonstran lainnya. Mya Thwate Thwate Khaing ditembak di kepala dua hari menjelang ulang tahunnya ke-20 tahun.

Pada Minggu, media pemerintah Myanmar mengklaim otopsi jasad Mya Thwate Thwate Khaing menunjukkan tak ada peluru yang ditembakkan polisi. Laporan ini juga mengklaim Mya Thwate melempari pasukan keamanan dengan batu saat unjuk rasa.

Tapi Amnesty International mengatakan rekaman insiden tersebut menunjukkan “polisi dengan ceroboh menargetkan pengunjuk rasa, tanpa mempedulikan nyawa atau keselamatan mereka”.(yaya)