
Fokusmedan.com : Data cadangan devisa di tanah air akan menjadi penggerak pasar selanjutnya. Selama cadangan masih bisa bertahan atau dalam tren naik, situasinya tidak akan membebani kinerja mata uang Rupiah.
Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, sentimen pasar pada hari ini masih tertuju pada kebijakan tarif yang dilakukan oleh AS. Di mana Presiden AS Donald Trump memberikan pengecualian sementara untuk sejumlah barang yang masuk dalam perjanjian USMCA.
“Presiden AS siap memberikan kebijakan tarif tambahan, jika negara mitra dagang AS justru membalas dengan kenaikan tarif impor barang dari AS,” ujarnya, Jumat (7/3/2025).
Sementara itu, sikap dari Kanada dan Meksiko justru memperlihatkan kemungkinan adanya potensi kebijakan balasan yang akan diambil. Eskalasi perang dagang di masa yang akan datang sangat berpeluang memanasa nantinya.
Pada perdagangan hari ini, mayoritas bursa saham di Asia ditransaksikan di zona merah. IHSG mampu di buka menguat di level 6.631 pada menit awal, namun selanjutnya berada di zona merah sejauh ini.
Sementara itu, mata uang rupiah pada perdagangan hari ini di buka melemah ke level 16.350. Imbal hasil US treasury 10 tahun yang kerap menjadi penggerak US Dolar terpantau berada di level 4.26% atau lebih rendah dibangkan kemarin.
IHSG pada perdagangan hari ini diproyeksikan akan berada dala rentang 6.500 hingga 6.640. Sementara mata uang Rupiah berpeluang bergerak di kisaran level 16.330 hingga 16.420 per US Dolar.
Di sisi lainnya, harga emas terpantau alami pelemahan di level $2.906 per ons troy, atau sekitar Rp1.53 juta per gram. (ram)
