06/12/2024 21:34
EKONOMI & BISNIS

Banjir Mulai Surut, Tekanan Harga Kebutuhan Pokok Mulai Melemah

Harga cabai merah melanjutkan tren penurunan. Ist

Fokusmedan.com : Harga sejumlah kebutuhan pangan pokok di Sumut khususnya Medan, Langkat, Deli Serdang serta sejumlah wilayah lain yang terdampak bencana banjir sudah mulai mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil pemantauan melalui PIHPS, harga cabai merah yang pada saat banjir besar melanda dijual hingga Rp40 ribu per Kg, pada Jumat (29/11/2024) turun dikisaran Rp29.100 di Kota Medan.

Sementara cabai rawit yang saat banjir melanda ditransaksikan sekitar Rp28 ribu per Kg, saat ini mengalami kenaikan dikisaran Rp33.600 per Kg.

“Untuk cabai rawit karena jalur distribusi terlampau jauh, gangguan distribusi masih sangat dirasakan sehingga harganya masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga saat banjir besar melanda,” ujar Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin.

Tidak hanya cabai saja, kata dia, sejumlah bahan pangan horikultura lainnya juga sudah mengalami penurunan. Seperti harga tomat yang sudah turun sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 per Kg, dan saat ini ditransaksikan dikisaran harga Rp17/18 ribu per Kg nya.

“Selebihnya harga komoditas lainnya terpantau bergerak stabil. Sampai hari ini memang jalur distribusi pangan belum sepenuhnya normal,” tuturnya.

Menurutnya, harga tersebut sudah membaik dibandingkan dengan hari Rabu kemarin. Jika tidak ada aral melintang dan dengan adanya dukungan cuaca yang membaik maka harga kebutuhan pokok akan mulai ditransaksikan di titik keseimbangan baru pada akhir pekan ini.

“Cuaca buruk belakangan ini bukan hanya merugikan konsumen karena harga kebutuhan pangan naik signifikan,” terangnya.

Petani juga dirugikan karena panen menjadi tertunda, dan buah dari tanaman banyak yang busuk. Selain itu, jalur distribusi menjadi lebih lama dan mahal karena gangguan tanah longsor. Pedagang dirugikan dengan banyak komoditas pangan yang membusuk, yang pada akhirnya harus dikompensasi dengan kenaikan harga komoditas itu sendiri.

“Jalur distribusi yang paling signifikan terganggu akibat cuaca buruk belakangan ini adalah tanaman hortikultura. Sementara untuk jenis tanaman pangan dan peternakan, jalur distribusinya masih tidak begitu terganggu,” pungkasnya. (ng)