The FED Tunjukan Sikap Dovish, Rupiah Lanjut Melemah Dekati 16.000

Ilustrasi kinerja Rupiah terhadap dolar AS. Net

Fokusmedan.com : Rilis data inflasi produsen (PPI) dan klaim pengangguran awal di AS, menunjukan bahwa ekonomi AS masih sangat kuat. Data tersebut telah mendorong penguatan pada imbal hasil US Treasury AS 10 Tahun yang berada dikisaran level 4.463%.

Di sisi lain, Gubernur Bank Sentral AS (The FED) menyatakan tidak akan terburu-buru untuk memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, data inflasi AS yang masih kuat menjadi kabar yang kurang baik bagi pemangkasan bunga acuan The FED. Meski demikian kinerja mayoritas bursa di Asia ditransaksikan menguat.

IHSG turut mengalami penguatan seiring dengan membaiknya kinerja bursa di Asia. IHSG pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini dibuka melemah tipis di level 7.195. Tetapi memiliki peluang untuk bergerak menguat seirama dengan bursa di Asia lainnya.

Namun, kinerja mata uang rupiah justru memburuk dibuka melemah di level 15.940 per US Dolar. Kinerja Rupiah kian mendekati level psikologis 16.000 per US Dolar.

“Kinerja US Dolar sendiri juga terpantau menguat terhadap sejumlah mata uang di Asia. Pelemahan Rupiah terhadap US Dolar berpeluang memberikan tekanan pada kinerja IHSG,” ujarnya, Jumat (15/11/2024).

IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.180 hingga 7.250, sementara Rupiah berkonsolidasi saat dekati 16.000 per US Dolar. Pasar keuangan di tanah air belum sepenuhnya lepas dari tekanan pasar.

“IHSG dan Rupiah sudah melemah sekitar 10 hari terakhir, dipicu oleh memburuknya sentimen eksternal yang menekan kinerja pasar di tanah air,” ucapnya.

Di sisi lain, harga emas bergerak realtif stabil dikisran $2.568 per ons troy. (ram)