IHSG Menguat Abaikan Data Deflasi, Rupiah Melemah Seiring Buramnya Prosfek Pemangkasan Bunga
Fokusmedan.com : Kinerja IHSG ditutup menguat cukup signifikan, naik 1.52% di level 7.642,133. Penguatan IHSG terdorong oleh membaiknya mayoritas bursa di Asia.
Saham sektor perbankan yang pada perdagangan kemarin mengalami koreksi, pada hari ini menguat dan menjadi katalis utama engautan IHSG selain BUMI dan BRMS.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, sentimen buruk pada dasarnya membayangi kinerja IHSG, di mana diantaranya adalah deflasi yang kembali tercipta di Indonesia. Indonesia mengalami deflasi sebesar 0.12% secara bulanan di September.
Namun data deflasi tersebut belum menekan IHSG yang memang sudah lebih dahulu terpuruk pada perdagangan sehari sebelumnya sebesar 2.2%.
Berbeda dengan IHSG, mata uang rupiah justru melemah ke level 15.195 per US Dolar pada perdagangan hari ini. Kabar The FED yang akan memangkas besaran bunga acuan lebih kecil dari ekspektasi memicu pelemahan Rupiah terhadap US Dolar.
“Sejatinya rilis data deflasi di tanah air bisa mendorong penguatan Rupiah lebih jauh, namun sayang Rupiah justru melemah, seiring meningkatnya resiko ekonomi Indonesia disaat merealisasikan deflasi,” ujarnya, Selasa (1/10/2024).
Rupiah secara fundamental memiliki potensi untuk menguat jika The FED nantinya memangkas bunga acuan. Yang penting selisih bungaa cuan antara BI dan The FED bisa dipertahankan di level tertentu. Dan tentunya di kondisi yang aman bagi mata uang rupiah.
Di sisi lain, harga emas dunia ditransaksikan $2.647 per ons troy nya. Atau sekitar 1.3 juta rupiah per gramnya. (ram)