03/12/2024 7:21
INTERNASIONAL

46 Orang Dibantai di Kongo, Separuhnya Anak-anak

Ilustrasi rakyat Kongo. AFP/Getty Images

Fokusmedan.com : Sedikitnya 46 orang, separuhnya merupakan anak-anak, tewas dalam serangan milisi di sebuah kamp pengungsi di timur laut Republik Demokratik Kongo, di mana warga sipil mengalami peningkatan kekerasan.

Dilansir kantor berita AFP di laman detikNew, Selasa (13/6/2023), sebuah kelompok milisi yang terlibat dalam banyak pembunuhan etnis brutal di daerah itu, menyerang kamp pengungsi di provinsi Ituri pada Minggu malam hingga Senin, kata Richard Dheda, seorang pejabat pemerintah lokal untuk Bahema Badjere di wilayah Djugu.

Pelacak Keamanan Kivu (KST), sebuah jaringan pengamat yang berbasis di timur Kongo yang bergolak, menghitung “setidaknya 46 orang” tewas di kamp Lala.

Tokoh masyarakat, Desire Malodra memberikan jumlah kematian yang sama yaitu 46 orang, menambahkan bahwa 23 dari mereka adalah anak-anak.

Dia mengatakan bahwa jumlah korban masih sementara karena “pencarian berlanjut” untuk para korban.

Sebuah pernyataan dari misi PBB, MONUSCO mengutuk “serangan keji” tersebut, dan melaporkan “lebih dari 45 orang tewas dan selusin luka-luka.”

Kelompok milisi CODECO (Cooperative for the Development of the Congo) mengklaim melindungi komunitas Lendu dari kelompok etnis lain, Hema, serta tentara Kongo.

“Mereka mulai melepaskan tembakan, banyak orang yang mati terbakar di rumah mereka, yang lain dibunuh dengan parang,” kata Malodra.

Kamp pengungsi Lala berjarak lima kilometer (tiga mil) dari Bule, lokasi pangkalan penjaga perdamaian PBB.

Provinsi Ituri adalah salah satu titik kekerasan Kongo timur, di mana serangan yang merenggut puluhan nyawa biasa terjadi.

Sebelumnya, milisi CODECO menyerang posisi tentara di daerah Djukoth di wilayah Mahagi, provinsi Ituri pada Sabtu malam lalu, menewaskan tujuh warga sipil.

Kelompok tersebut dituduh melakukan pembantaian lebih dari 60 orang dalam serangan parang yang mengerikan di kamp pengungsian lain di Ituri.

Setelah satu dekade tenang, konflik antara komunitas Hema dan Lendu kembali terjadi pada tahun 2017, mengakibatkan ribuan kematian dan memaksa lebih dari 1,5 juta orang mengungsi.

Sebagian besar wilayah Kongo timur diganggu oleh puluhan kelompok bersenjata, warisan perang regional yang berkobar pada 1990-an dan 2000-an. (ram)