15/10/2024 23:40
SUMUT

10 Tahun Berdampingan, Sentuhan Tangan PTAR Ubah Hidup Masyarakat Batangtoru

PTAR fasilitasi pengairan bertenaga surya di Desa Pulogodang, Kecamatan Batangtoru. Dok PTAR

Fokusmedan.com : Menapaki usia ke-10 tahun, PT Agincourt Resources (PTAR) pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara tetap berkomitmen menjalankan program berkelanjutan. Bagi perusahaan tambang, waktu 10 tahun bisa dibilang memasuki masa “pra remaja”, namun di fase ini, PTAR berhasil menunjukkan reputasi sebagai pemimpin industri dalam hal keselamatan kerja, berkelanjutan, dan proses produksi.

Sebelumnya, rentetan-rentetan masalah datang silih berganti. Sejak mulai memproduksi pada 2012, PTAR tak serta merta bergerak dengan pasti mengoperasikan tambang emas. Aksi keluhan, protes menentang keberadaan tambang emas dilayangkan sebagian masyarakat setempat saat itu.

Alhasil, upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dan perusahaan dalam mencari solusi menggunakan “hati” berjalan baik. Tambang Emas Martabe mulai berproduksi penuh pada 24 Juli 2012 dan memiliki basis sumber daya 6,5 juta ounce emas dan 64 juta ounce perak per 30 Juni 2022.

Tak hanya mengutamakan lini bisnis, PTAR juga ingin tumbuh sejahtera bersama sumber daya manusia dan berkontribusi terhadap masyarakat. Melangkah dan menyatukan tekad bersama para pemangku kepentingan dan kini, perubahan demi perubahan, sedikit demi sedikit, akhirnya cita-cita yang diinginkan bersama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan mengalami titik terang.

Salah satu bukti prestasi membanggakan, Kecamatan Batangtoru meraih penghargaan sebagai juara I kecamatan terbaik di Sumatra Utara pada 2022 yang diberikan Gubernur Sumatra Utara Eddy Rahmayadi. Tak dapat disangkal, “sentuhan tangan” PTAR menghapus predikat yang dulunya kecamatan ini merupakan daerah “tertinggal”, kini mengalami peradaban pembangunan yang merata dan berkembang, baik di sektor infrastruktur, perekonomian, kesehatan, pertanian maupun pendidikan.

Kondisi ini diamini Camat Batangtoru Mara Tinggi Siregar. Bagaimana tidak, dari beberapa kriteria yang ditetapkan untuk penilaian diantaranya, inovasi kecamatan, itu tidak lepas dari PTAR yang terus bersinergi dengan pemerintahan daerah.

“Kecamatan Batangtoru, satu-satunya kecamatan yang terbebas buang air besar (BAB) sembarangan, daerah yang menerapkan digitalisasi pelayanan di kelurahan ataupun desa. Kemudian, adanya pengembangan pertanian organik, pengurangan jumlah stunting dan banyak lagi lainnya, ada campur tangan PTAR di semua inovasi itu,” ujarnya beberapa waktu lalu saat Safari Jurnalistik bersama PTAR.

Bukan hanya inovasi saja, kata dia, kontribusi PTAR terhadap pengembangan ekonomi lokal berdampak menambah pendapatan masyarakat Batangtoru. Nasib pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) misalnya, pihaknya selalu berkomunikasi dengan PTAR dan berdialog mencari solusi bagaimana UMKM di Kecamatan Batangtoru bisa mandiri setelah adanya pembinaan yang dilakukan PTAR tersebut.

“Saya punya target yang juga merupakan program Bupati Tapanuli Selatan, bagaimana UMKM ini bisa berdaya guna. Ke depan, kami mempunyai rencana, setiap tahunnya akan ada gelaran UMKM yang masakan atau produk yang dipamerkan adalah hasil karya masyarakat Batangtoru. Dan pastinya untuk gelaran itu akan dibangun sinergi dengan PTAR,” tegas Mara Tinggi Siregar.

Yang apiknya, tidak hanya desa binaan lingkar tambang yang mendapatkan perhatian Tambang Emas Martabe tersebut. Menurutnya, ada 23 desa dan kelurahan di Kecataman Batangtoru yang keseluruhan mendapat manfaat langsung dari PTAR, di mana masyarakatnya diberikan pembinaan dan pendampingan berusaha.

“Masyarakat Tapanuli Selatan sedikit banyak sudah merasakan keberadaan PTAR termasuk fasilitas-fasilitas umum yang ada di kecamatan ini. Kami sangat berharap kerja sama ini terus berlanjut sehingga semakin meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” harapnya.

Tak hanya sektor UMKM, penyerapan tenaga pekerja lokal juga membantu perekonomian masyarakat setempat. Hingga kini PTAR melibatkan lebih dari 3.000 karyawan dan kontraktor, sekitar 99% di antaranya warga negara Indonesia, dan lebih dari 70% berasal dari desa setempat.

Perubahan hidup yang lebih baik juga dirasakan Riris Megananda, salah seorang pekerja lokal di PTAR. Alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Batangtoru lulusan 2016 tersebut telah bekerja sejak Februari 2019 di Departement Processing-Maintenance, tepatnya di bagian Electric and Instrumentation.

Awalnya, perekrutan karyawan diikuti karena iseng. Pasalnya, pada saat itu Riris masih terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe dan sedang cuti kuliah.

“Jadi sembari cuti kuliah, pas ada lowongan saya coba-coba kirim lamaran kerja ke PTAR, Alhamdulillah ternyata rezekinya di sini. Apalagi itu di bagian bidang yang sedikit saya kuasai, selepas diterima ternyata ditraining ke Surabaya selama tiga tahun dengan jadwal sebulan belajar di kampus, lima bulannya on the job training,” katanya.

Keputusannya untuk tidak lanjut kuliah karena keadaan, saat itu mamanya sakit dan tidak ada yang merawat karena adik-adiknya sekolah terasa tidak sia-sia untuknya. Sebab, bukan hanya mendapatkan materi tetapi juga memberikan pengalaman yang menarik.

“Sejauh ini, senang dan nyaman dengan kerjaan dan lingkungan kerjanya. Kerja di maintenance khususnya di bagian listrik itu membuat kita terus belajar karena setiap hari ada saja kasus troubleshooting alat yang baru sehingga kita harus tahu penyebabnya dan cari solusi untuk memperbaikinya,” terang perempuan kelahiran Padang Sidempuan, 16 Juli 1998 tersebut.

Menurut Riris, perubahan yang dirasakan saat bekerja di PTAR adalah lebih disiplin dan dapat mengatur waktu lebih baik dan berkualitas. Selain itu, karena di lingkungan kerja banyak berhadapan dengan pekerja usianya lebih tua, mengajarkannya bersosialisasi dan berkomunikasi secara teratur dan terarah sesuai dengan siapa kita berbicara.

Diakuinya, Tambang Emas Martabe memberikan peluang yang luas bagi pekerja lokal, karena sepanjang yang ia tahu, di setiap departemen ada pekerja lokal. Bukan hanya peluang kerja dengan skill tetapi juga non skill.

“Contohnya seperti saya, saya dan beberapa pekerja lokal lainnya masuk ke PTAR sebagai pekerja lokal non skill. Untuk pekerja lokal non skill seperti kami, biasanya PTAR mengadakan pelatihan-pelatihan untuk menunjang skill kami dalam dunia pekerjaan agar kami lebih mahir dalam bekerja sesuai dengan job desk masing-masing,” tuturnya.

Dan sebagai pekerja perempuan, tambahnya, di PTAR sendiri dari segi keselamatan dan kesehatan kerja tidak ada perbedaan yang terlihat untuk gender. Dan untuk pekerjaan juga tidak dibeda-bedakan, semuanya disetarakan baik perempuan maupun laki-laki.

Istri dari Eko ini mengaku, sejak menikah dua tahun lalu, ia merasa tidak terbebani dan terganggu dengan pekerjaannya di PTAR. Apalagi, tambahnya, kebetulan suaminya juga bekerja di PTAR dan memiliki jadwal kerja yang sama.

“Saya sangat berterimakasih kepada PTAR karena banyak yang diajarkan, baik dari pengalaman maupun pembelajaran. Saya harap ke depannya PTAR semakin sukses dan semakin mantap program-programnya untuk menunjang para pekerja dalam memperdalam keahliannya dalam bekerja sehingga bisa menghasilkan SDM yang berkualitas di masa mendatang,” pungkasnya.

Sektor Pendidikan Tak Luput dari Perhatian PTAR

Kegiatan praktek K3 di SMKN 2 Batangtoru. Ng

Harus diakui, di beberapa wilayah di Indonesia masih menyisakan problem kualitas pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk terus mengembangkan kualitas pendidikan ini.

Sebagai komitmen dan wujud kontribusi perusahaan dalam mendukung program Revitalisasi SMK sesuai dengan INPRES No.9 tahun 2016, PTAR menjalankan program pengembangan SMKN 2 Batangtoru pada 2019. Selain itu, PTAR bersama dengan UT (United Tractors) melalui program sobat, fokus pengembangan program ini pada kejuruan Teknik Alat Berat (TAB).

Kepala SMKN 2 Batangtoru, Erikson Sihombing mengungkapkan, dengan kehadiran PTAR di bumi Batangtoru ini, putra-putri Batangtoru ingin bekerja di PTAR. Namun, mereka tidak memiliki kompetensi yang memadai karena dibutuhkan kualifikasi khusus di bidang industri seperti teknik pertambangan dan geologi.

Beruntung, kata dia, PTAR membantu alat-alat pendukung pendidikan geologi dan pertambangan seperti simulator keselamatan kerja dan maket operasional pertambangan. PTAR juga memberikan bantuan berupa peningkatan akses jalan masuk serta pembangunan jalur hijau dan bak sampah.

“SMKN 2 Batangtoru dibina oleh dua perusahaan raksasa, PTAR dan UT, keduanya sangat konsen untuk mengembangkan sekolah vokasi. Dan para siswa juga sangat bersemangat mengikuti pembinaan dan pembelajaran yang diberikan,” ujarnya di sela Safari Jurnalistik bersama sejumlah wartawan ke SMKN 2 Batangtoru beberapa waktu lalu.

Diakui Erikson, SMKN 2 yang terletak di Desa Sipenggeng Kecamatan Batangtoru dulunya masuk ke dalam kategori daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Dalam arti kata, pembangunan dari segi pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan belum merata.

Seiring berjalan waktu, lanjutnya, alumni SMKN 2 Batangtoru dipekerjakan di PTAR, bukan karena berasal dari sekolah ini tetapi alumni mampu dan menguasai skil baik di bidang geologi ataupun pertambangan.

“PTAR langsung membina siswa, bagaimana mengelola limbah sampah, mengenal B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan anak-anak dilatih mental dan fisik. Kami berharap, semakin banyak perusahan di negara ini dapat melakukan hal yang sama seperti PTAR,” harapnya.

Guru Fisika SMKN 2 Batangtoru, P Nasution menambahkan, dengan adanya bantuan pengadaan alat simulator keselamatan kerja pertambangan dan alat berat berupa simulator electrical hazard, simulator sistem isolasi, tools box set, tools compare, dan simulator pemilahan sampah (3R) sangat membantu dalam proses belajar mengajar.

“Tentunya, alat-alat tersebut memudahkan siswa dalam memahami apa yang diajarkan guru, jadi tidak sekadar teori saja. Dan pembelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini, tentu sangat membantu saat siswa saat mereka diberangkatkan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) di industri,” tuturnya.

Menurutnya, yang memotivasi anak-anak untuk bersekolah di SMKN 2 Batangtoru karena adanya praktek langsung terkait industri serta bagaimana peran PTAR menjadi penyemangat bagi anak-anak dan orang tua. Selain itu, setiap bulan ada pertemuan rutin dengan PTAR dan United Tractors untuk mengasah ilmu bersama.

“Dukungan seperti itu yang dibutuhkan guru serta peserta didik karena bukan hanya meningkatan kapasitas guru tetapi juga siswa. Dan semoga tetap terjalin terus sehingga memotivasi anak-anak untuk mencapai kesuksesan,” ucapnya.

Pengakuan senada juga dikatakan Anggi Ferdinan Sihombing Kelas XI Teknik Pembangkit Tenaga Listrik (TPTL). Baginya, merupakan sebuah keberuntungan bisa menimba ilmu di SMKN 2 Batangtoru karena sangat menunjang cita-citanya.

“Saya ingin bekerja di industri di bagian tenaga pembangkit. Ya kalau tidak ada rezeki di situ, minimal bisa jadi pengusaha,” ujarnya.

Dikatakan Anggi Ferdinan, banyak pembelajaran yang didapat di sekolah. Meski belum mahir, sedikitnya ia dapat mengenal dan tahu fungsi komponon-komponen yang ada pembangkit seperti generator, turbin, transformarmator, jaringan distribusi dan lainnya dan proteksi atau pengamanan yang bisa dianalisir apabila terjadi gangguan pada suatu pembangkit.

“Setelah tamat sekolah, saya berharap dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat. Kalau untuk sekarang, saya bisa merangkai bunga dari kabel dan itu memiliki nilai jual,” pungkasnya.

Sementara, Community Development PTAR, Rohani Simbolon mengatakan, dengan program Revitalisasi SMK ini diharapkan tamatan SMK bisa menjadi wirausaha atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan industri. Para siswa belajar seolah-olah sudah bekerja di industri, kurikulumnya sesuai dengan dunia industri.

“Kami berharap dukungan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan siswa-siswi sehingga siap bersaing di dunia kerja nanti, terutama di indutri pertambangan,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Rohani, SMKN 2 juga menjadi salah satu mitra binaan PTAR bersama dengan Dinas Lingkungan Kabupaten Daerah Tapanuli Selatan dalam program Sekolah Adiwiyata (sekolah berbudaya lingkungan). Program ini masih berjalan sampai sekarang.

“Program pengembangan ke depan berfokus kepada SMKN 2 Batangtoru menjadi SMK Pusat Keunggulan, yang merupakan program nasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan mewujudkan SMKN 2 Batangtoru mendapatkan sekolah adiwiyata mandiri (nasional),” terangnya.

10 Tahun Tumbuh Bersama Masyarakat Batangtoru

Diskusi anggota Kelompok Wanita Tani Torop Jaya di Desa Sumuran bersama manajemen PTAR. Dok PTAR

PTAR sudah 10 tahun tumbuh bersama masyarakat Batangtoru. PTAR terus berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar tambang dengan program pemberdayaan secara berkesinambungan dengan melaksanakan program pemberdayaan secara aktif yang berkontribusi terhadap kebutuhan masyarakat.

Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Christine Pepah menjelaskan, komitmen PTAR sejak awal telah meliputi di seluruh 15 desa wilayah lingkar tambang di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru dan luar wilayah Kecamatan di Tapanuli Selatan bahkan sampai sumatra utara.

Menurutnya, ini terjadi dikarenakan adanya kerjasama dari berbagai pihak pemerintah dan PTAR seperti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Program Menuju Tapanuli Selatan Bebas Tuberkulosis (ENTAS-TB), Pengobatan Katarak, bantuan pemasaran bagi poduk-produk kelompok binaan, pelibatan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi sebagai pendamping pertanian bagi regional wilayah yang ada di kecamatan lingkar tambang dan sebagainya.

“Tahun 2006 PTAR sudah berkontribusi memberikan pelayan kepada masyarakat di lingkar tambang,” ujar Christine Pepah melalui keterangan tertulis, Rabu (22/2/2023).

Ia merinci, program community pertama yang digalakkan di daerah sekitar tambang di antaranya, pembangunan fasilitas Taman Baca Anak (TBA), fasilitas umum dan sosial, pendampingan kelompok lansia, santunan anak yatim dan Jompo, penyambutan hari besar keagamaan dan renovasi rumah ibadah.

Kemudian, pengadaan air bersih, rabat beton, pembangun jembatan gantung/rambun (pembangunan jembatan untuk akses pertanian dan perumahan, dan pembanguna toilet merupakan bagian yang turut dibantu dilingkar tambang. Serta program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dijalankan bersifat dinamis, bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, ketentuan dan kebijakan internal dan eksternal seperti pemerintah daerah, regional dan nasional.

Christine menerangkan, program yang dijalankan bukan karena daerah 3T atau merujuk pada peraturan program dukungan pada 3T. Tetapi, didasarkan pada PTAR berada diwilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Batangtoru. Dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan bahwa PTAR wajib melakukan program PPM di wilayah dimana perusahaan berada (KEPMENT ESDM No.1824-K-30-MEM-2018).

“Kami belum merujuk kepada daerah 3T ini, namun sampai saat ini, program kami cukup sensitif dengan situasi masyarakat prasejahtera. Hingga kini seperti indikator pemilihan masyarakat salah satunya adalah karena dari keluarga prasejahtera,” katanya.

Dan sekarang, lanjut Christine, kondisi masyarakat khususnya di lingkar tambang tentu banyak berkembang seperti kapasitas, pengetahuan dan kemampuan adaptasi program-program kemasyarakatan lainnya yang diberikan. Seperti contoh, anak-anak TBA bukan hanya belajar baca saja tetapi sudah meningkat pembelajaran seni dan budaya, seperti tarian, musik modern dan tradisional dan sudah mampu dan berani tampil dalam ajang pentas seni yang dilaksanakan di Sopo Daganak bahkan ada beberapa anak sudah berani ikut lomba tingkat regional dan nasional.

Perkembangan lain, sambungnya, adalah peningkatan infrastruktur umum di desa seperti rumah ibadah, jembatan, jalan tani, irigasi pertanian dan jalan desa. Dalam hal ini peningkatan akses dan informasi yang secara langsung dan tidak langsung meningkatkan nilai ekonomi dan sosial di masyarakat desa. Bahkan beberapa desa saat ini sudah difasilitasi dengan program digitalisasi desa, desa tanggap bencana dan Revitalisasi Posyandu menuju Desa Sehat.

Program untuk peningkatan ekonomi juga digalakkan khususnya di 15 daerah lingkar tambang. Beberapa desa sudah memiliki pusat pengembangan UMKM yang bisa menjadi pusat keunggulan desa, seperti batik, makanan ringan, usaha isi ulang air minum, beras organik.

“Program lain yang dilakukan yang mampu meningkatkan subtitusi ekonomi juga dilakukan seperti, pengobatan dokter spesialis gratis sepanjang tahun dan biaya pendidikan gratis (beasiswa) bagi keluarga kurang mampu dan berprestasi,” tandasnya.

Senior Manager Corporate Communications PTAR Katarina Siburian Hardono menambahkan, PTAR juga mengkomunikasikan kepada masyarakat melalui berbagai cara termasuk melibatkan berbagai pihak terkait termasuk ke desa-desa karena tidak semua lini masyarakat dan stakeholder mengetahui apa saja yang sudah dilakukan PTAR di Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Sehingga, program-program yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada.

Menurut Katarina, dukungan pemerintah daerah dan desa terutama masyarakatnya sendiri membuat daerah tersebut berkembang pesat. Kecamatan Batangtoru baru saja menjadi kecamatan terbaik di area Sumatra Utara, dan beberapa program yang masuk di dalamnya juga bagian dari pendampingan PTAR di mana pemerintah dan desa serta individu terkait turut berkontribusi dalam hal ini.

“Ke depan, PTAR masih menjalankan komitmen yang telah disepakati bersama di dalam RI PPM pada 8 pilar dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan masyarakat termasuk pelibatan pemerintah dan berbagai pihak terkait guna memastikan program efektif, relevan, berdampak, dan keberlanjutan bagi masyarakat lingkar tambang,” pungkasnya. (ng)