Era Berubah, Jurnalisme Digempur Media Sosial
Fokusmedan.com : Dunia jurnalisme saat ini menghadapi dilema di tengah derasnya kemajuan media jejaring sosial. Pasalnya, media sosial terus “menghipnotis” perhatian publik dan masyarakat mulai gemar mengakses media sosial daripada media produk jurnalisme.
Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Nurjaman Mochtar mengatakan, dengan perubahan era tersebut, mau tidak mau pemberi informasi juga dituntut berubah. Saat ini era sudah berubah, sudah masuk dunia baru.
Dikatakan Nurjaman, media di ERA 4.0, konten adalah raja, dan kreativitas juga demikian. Hanya saja masalahnya saat ini adalah pola pikir atau mindset pekerja media yang harus terus berinovasi.
“Saat ini, 70 persen sumber media mainstream adalah media sosial, karena kebanyakan yang dimulai saat mencari berita lewat media sosial. Saya ajak semua mengikuti perkembangan,” kata Nurjaman kepada puluhan wartawan dalam Safari Jurnalistik 2023 yang dilaksanakan PT Agincourt Resources (PTAR) di Pia Hotel Chain, Jalan Raya Padang Sidempuan, Pandan, Tapanuli Tengah, Kamis (26/1).
Nurjaman juga menyebut, setiap media sosial telah membuat konten sendiri. Disarankannya, PTAR untuk menyosialisasikan program-program bisa lewat YouTube dan platform media sosial lainnya, dan disebar.
“Kalau sudah disebar lewat media sosial, maka pesannya akan sampai ke mana-mana,” tegasnya.
Nurjaman juga menyampaikan soal tantangan dan peluang media saat ini. Pertama, perusahaan atau narasumber akan merekrut pembuat konten.
Lalu, sumber berita menyimpan konten di media sosial. Tentunya, dengan digitalisasi jumlah televisi menjadi banyak akan memerlukan konten.
“Saat ini juga telah lahir profesi baru seperti ahli media sosial, SEO (Searc Engine Optimization) dan lain-lain,” sebutnya.
Terakhir, lanjutnya, peran media mainstream akan lebih banyak ke verifikasi dan pertanggung jawaban ke Dewan Pers.
“Sudah saatnya, sekarang beradaptasi dengan hal-hal baru agar tidak tergerus,” pungkasnya. (ng)