09/10/2024 23:01
EKONOMI & BISNIS

Akhir Tahun, BI Prediksi Inflasi Indonesia Tembus 4,6 Persen

Ilustrasi

Fokusmedan.com : Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Indonesia tembus 4,6 persen di akhir 2022. Proyeksi terbaru ini lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 4,2 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan proyeksi terbaru ini sejalan dengan kenaikan harga komoditas yang terus berlanjut.

“Kami perkirakan inflasi akhir tahun lebih tinggi dari 4,2 persen, bisa mencapai 4,5-4,6 persen,” ujarnya dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (22/7/2022).

Menurutnya, kenaikan inflasi di dalam negeri utamanya disebabkan oleh inflasi harga pangan atau volatile food. Apalagi gangguan rantai pasok terus berlanjut seiring belum usainya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina.

Selain itu, meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pangan menambah risiko lonjakan harga kebutuhan bahan pokok di berbagai negara baik maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Lonjakan itu telah mendongkrak inflasi di sejumlah negara hingga menembus rekor tertingginya dalam beberapa tahun. Salah satu di Amerika Serikat (AS) yang inflasinya melonjak capai 9,1 persen pada Juni 2022, tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Inflasi Indonesia pun meningkat ke level 4,35 persen di Juni 2022, tertinggi sejak 2017.

Tak hanya pangan, inflasi dalam negeri juga didorong oleh kenaikan harga diatur pemerintah, seperti bahan bakar minyak (BBM) dan listrik yang tidak disubsidi pemerintah.

Meski demikian, Bank Indonesia hingga Juli ini memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga. Padahal negara lain seperti The Fed sudah menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi.

Perry menjelaskan kenaikan suku bunga tidak dilakukan karena melihat inflasi inti masih dalam batas aman. Inflasi inti pada Juni sebesar 2,63 persen atau di bawah 4 persen yang dikatakan Perry sebagai titik atas.

“Keputusan suku bunga didasarkan perkiraan inflasi ke depan khususnya inflasi inti dan implikasinya juga pada pertumbuhan ekonomi. Inflasi inti masih di batas sasaran 2 persen-4 persen, dalam arti belum melebihi 4 persen,” tegasnya.(ram)