Harga Kedelai Meroket, Pengerajin Tempe di Sumut Terpaksa Kecilkan Ukuran
Fokusmedan.com : Pengerajin tempe di Hamparan Perak Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) terus berjuang mempertahankan usaha pembuatan tempe agar terus beroperasi di tengah tingginya harga kedelai.
Salah seorang pemilik usaha pembuatan tempe, OK Khairul Mizan S.E mengatakan, kenaikan harga kedelai berdampak luar biasa terhadap pengerajin tempe.
“Dampaknya sangat luar biasa, artinya bila biasa kita mendapatkan keuntungan yang lumayan, hari ini kita menurun omset, penjualan juga menurun,” katanya saat berada di lokasi pembuatan tempe di Jalan Perintis Kemerdekaan Desa Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, Rabu (23/2/2022).
Mizan yang telah merintis usaha pembuatan tempe sejak tahun 2016, dan telah mempekerjakan 25 pekerja mengaku akibat kenaikan kacang kedelai, pihaknya terpaksa memperkecil ukuran tempe.
“Dengan cara terpaksa kita perkecil sedikit, kita gak mungkin menaikan harga untuk konsumen,” ujarnya.
Setiap harinya, usaha tempe miliknya memproduksi 1000 batang tempe dan dipasarkan ke pasar tradisional hingga ke swalayan di wilayah Medan dan Binjai.
“Per batangnya kita jual Rp10 ribu,” ucapnya.
Mizan berharap pemerintah segera bertindak untuk menekan harga kacang kedelai. Untuk memproduksi 1000 batang tempe, setiap harinya Mizan membutuhkan setengah ton kacang kedelai.
“Mudah-mudahan pemerintah mau melihat kondisi kita ini, harapannya dibantu lah UMKM-UMKM ini. Karena kita mempekerjakan banyak orang,” jelasnya.
“Sebelumnya kita sudah mendapatkan edaran untuk mogok tanggal 21 hingga tanggal 23 secara nasional, tapi kita gak mungkin sendiri mogok,” sambungnya.
Menurutnya, harga kacang kedelai perkilonya yang saat ini sekitar harga Rp 11 ribu terasa memberatkan pengerajin tempe.
“Idealnya harga kacang kedelai di angka Rp 7 ribu per kilo, kondisi ini sudah setahun kami alami,” harapnya.(Rio)