21/03/2025 23:48
EKONOMI & BISNIS

Harga Minyak Goreng Bikin Meradang, Mungkinkah Pemerintah Subsidi?

Ilustrasi penjual minyak goreng. Netty

Fokusmedan.com : Pemerintah akan membuat skema subsidi harga minyak goreng yang kian bertahan mahal. Skema tersebut diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat yang terus meradang.

Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengkritisi kebijakan subsidi seperti ini. Ada baiknya jangan menggunakan kata subsidi karena masyarakat selama ini sudah terbiasa mendapatkan subsidi harga BBM.

“Yang saya khawatir jika nantinya harga CPO tetap bertahan mahal, apakah pemerintah akan terus mensubsidinya? Karena subsidi itu identik sebagai tanggung jawab pemerintah dalam mengendalikan harga untuk masyarakat,” ujarnya, Rabu (5/1/2022).

Jika subsidi sudah dicabut, ini menggiring persepsi masyarakat bahwa pemerintah tidak ikut campur lagi dalam masalah harga minyak goreng, lepas tangan terhadap kondisi dapur masyarakatnya dan banyak opini liar lainnya. Jadi pemerintah ingin minyak goreng terjangkau yakni dengan mengalihkan dana BPDP Sawit untuk mengurangi harga minyak goreng (subsidi) masyarakat.

“Jangan gunakan kata subsidi. Kita bisa bilang bahwa dana BPDP ini dipakai untuk menekan harga jual minyak goreng. Meskipun kebijakan ini dilakukan dalam jangka panjang tidak masalah,” katanya.

Ia melanjutkan, kita tidak pernah tahu kapan harga CPO ini bakal turun dan harga minyak goreng turun lagi. Memang, tambahnya, tetap ada potensi harga CPO turun nantinya.

“Jika ingin harga minyak goreng terjangkau, sebaiknya distribusi ke masyarakat yang membutuhkan bisa tepat sasaran. Kalau membuat harga minyak goreng curah menjadi murah, tetapi pemasarannya semua masyarakat bisa mengaksesnya akan menjadi masalah baru karena akan ada minyak goreng kemasan palsu, atau memicu tindakan oplosan, hingga spekulan,” terangnya.

Jadi saat ini, ujarnya, masyarakat memang tengah bermasalah dengan mahalnya harga minyak goreng. Kebijakan subsidi minyak goreng ini terlihat dipaksakan atau bahkan tidak mungkin, begitupun jangan terlalu mengkritisi,  lebih baik mengamati, memahami baru nanti kita suarakan pendapat.

“Karena saya yakin pemerintah pasti memahami bagaimana sulitnya mencabut subsidi BBM atau menghapus premium,” tuturnya.

Salah seorang pedagang minyak goreng di Medan, Dela mengatakan, harga minyak goreng tetap bertahan mahal. Hal ini membuat para pedagang dan masyarakat mengeluh.

“Ia harga minyak goreng mahal. Untuk minyak goreng curah dijual Rp20.000 per Kg, sedangkan untuk minyak goreng kemasan bervariasi tergantung mereknya, mulai dari Rp18.000-Rp20.000 per liter. Kami para pedagang berharap pemerintah bisa menstabilkan harga minyak goreng,” pungkasnya.(ng)