BNN Gagalkan Peredaran 122 Kg Sabu yang Diselundupkan Lewat Laut

Fokusmedan.com : Irjen Pol Arman Depari Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) memimpin pentutupan Operasi Laut Interdiksi Terpadu di Pelabuhan Ujung Baru, Dermaga 103, Belawan, Kota Medan, Sabtu (25/9/2021).
Arman meyampaikan, berdasarkan data yang diperoleh petugas bersadil mencegah masuknya narkotika jenis sabu selama 12 hari terakhir.
“122 Kg sabu berhasill digagalkan masuk ke Indonesia,”ujar Arman.
Kata Arman, operasi selama 12 hari terakhir melibatkan jajaran Polri, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan serta Dirjen Pengawaasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan ini dilaksanakan dengan sasaran pencegahan masuknya narkoba ke Indonesia.
Menurut Arman, pengungkapan kasus narkotika ini dilakukan di kawasan Selat Sulawesi dan Selat Malaka, Perairan Aceh.
“Ini untuk mewujudkan Indonesia Bersinar atau Bersih dari Narkoba,” ujarnya.
Hingga saat ini, kata Arman, operasi dilakukan di jalur perairan karena jalur perairan dianggap jalur favorit penyeludupan narkoba. Megatasi hal itu, ke depan kata Arman akan dilakukaan pemetaan.
Apalagi, menururtnya berdasarkan data yang ada, pasokan narkoba 90 persen masuk dari jalur perairan. Hal itu mendorong BNN melakukan operasi fokus pada jalur perairan.
Arman Depari Mengatakan, operasi dilakukan bersama beberapa instansi terkait dimulai pada 14 September 2021 lalu. Operasi tersebut meliputi Wilayah Selat Malaka mulai dari ujung Aceh hingga ke Pesisir Timur Sumatera-Laut Jawa-Laut Sulawesi dan beberapa jalur laut lainnya.
Menurut Arman, penyelundupan narkotika jenis metham prtamina (sabu) yang masuk ke Indonesia hampir seluruhnya berasal dari luar negeri. Masuknya narkotika diselundupkan dari jalur laut, karena jalurblaut adalah transportasi pavorit yang digunakan oleh para penyelundup narkoba.
Berdasarkan data, kata Arman 80 persen penyelundupan narkoba menggunakan trasnportasi laut. Bahkan kata Arman di Indonesia hampir 90 persen penyelundupan narkoba menggunakan jalur laut ini.
“Saya ingin menggaris bawahi penyelundupan narkoba menggunakan jalur laut ini. Oleh karena itu, sebagai negara berdaulat kita harus menjaga teritorial kita,”ujar Arman.
Ditanya soal bagaimana kontrol narkoba yang bahkan berasal dari peran pelaku yang sedang berada di Lapas, kata Arman memang harus diberi perhatian lebih untuk pengawasan di Lapas. Arman menekankan agar semua program yang telah dibuat duliunjung tinggi petugas dengan integritas yang tinggi.
Disampaikan Arman, pemetaan jalur laut saat ini diprioritaskan untuk mengindetifikasi peredaran daerah-daerah rawan. Iditifikasi dilakukan tidak hanya di laut, termasuk perbatasan apalagi pelabuhan.
“Soalnya sepanjang Pantai Timur Sumatra ini banyak pelabuhan. Agai biasa disebut pelabuhan tikus. Menurut saya bukan hanya pelabuhan tikus saja yang ada, tapi pelabuhan anak tikus, pelabuhan cucu tikus bahkan ada pelabuhan cicit tikus. Ini yang perlu kita awasi,”sebut Arman.
Arman mengancam, apabila ada para petugas yang terlibat maka akan dilakukan tindakan tegas. Menurut Arman sejauh ini belum tampak keterkaitan namun bila ditemukan makabakan dilakukan tindakan dan sanksi yang tegas terhadap petugas.
BNN, menurut Arman bukan hanya melakukan pemberantasan narkoba melainkan penanggulangan. Yakni mengurangi permintaan dengan cara melakukan penangkapan, kemudian melakukan rehabilitasi bagi yang sudah menggunakan narkoba.
(Rio)