16/02/2025 13:02
NASIONAL

Libur Lebaran Mobilitas Masyarakat Tinggi, Jokowi Minta Kepala Daerah Waspada

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan libur lebaran menyebabkan adanya kenaikan mobilitas masyarakat. Dia membeberkan sekitar 38 persen hingga 100,8 persen masyarakat melakukan mobilitas. Sebab itu Jokowi minta dua minggu ke depan seluruh pihak harus tetap waspada.

“Saya melihat dari grafis dan kurva yang ada, mobilitas masyarakat di hari lebaran kemarin di tempat-tempat wisata ini naik tinggi sekali 38 persen sampai 100,8 persen, hati-hati dua minggu ke depan ini semuanya harus hati-hati karena ada kenaikan, mobilitas indeksnya naik 38 sampai 100,8 persen,” katanya saat memberikan pengarahan secara virtual kepada kepala daerah se-Indonesia dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5).

Jokowi pun meminta agar para Wali Kota, Gubernur, Bupati yang memiliki zona merah untuk menutup tempat wisata. Sementara itu untuk zona kuning dan hijau bisa membuka tempat wisata tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Gubernur, bupati wali kota hati-hati yang zonanya masih merah, oranye, tempat wisata harus tutup dulu yang kuning dan hijau, buka tetapi sekali lagi petugas harus di sana, satgas harus di sana sehingga prokes secara ketat harus dilaksanakan tidak boleh lepas manajemen dan tata kelola kita,” bebernya.

Keterisian Hotel Meningkat

Tidak hanya itu, Jokowi juga meminta agar keterisian hotel juga diperhatikan. Sebab, kata dia, di Kepulauan Riau ada kenaikan keterisian hotel, dari 10 melompat menjadi 80.

“Kemudian hati-hari keterisian hotel, ini kita sekali lagi menginjak gas dan rem harus pas. Itu baik untuk ekonomi, tetapi hati-hati untuk covid hati-hati,” bebernya.

Sementara itu untuk DKI Jakarta juga naik untuk keterisian hotel dari 36 menjadi 53, lalu Banten sebelumnya 26 menjadi 43, kemudian Lampung dari 30 menjadi 45.

“Hati-hati sisi ekonominya baik, sisi covidnya harus dikendalikan betul, hati-hati prokes,” katanya.

Sebab itu, dia mengatakan jika covid dan ekonomi bisa dikelola akan baik-baik saja. Tetapi jika tidak dilakukan penerapan protokol kesehatan akan membuat penambahan kasus.

“Tetapi kalau tidak bisa mengendalikan hati-hati,” tegasnya.(yaya)