Menhub Budi Klaim Peniadaan Mudik Efektif Tekan Mobilitas Masyarakat
Fokusmedan.com : Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengklaim bahwa kebijakan peniadaan mudik 6 Mei – 17 Mei efektif menekan mobilitas masyarakat selama libur Lebaran 2021. Hal ini juga didukung kebijakan pengetatan perjalanan H-14 dan H+7 Lebaran.
Sebelumnya, berdasarkan survei Kemenhub sebanyak 7 persen atau 18 juta masyarakat Indonesia tetap melakukan mudik ke kampung halaman jelang Hari Raya Idulfitri 2021. Namun dengan kebijakan pengetatan perjalanan dan peniadaan mudik, jumlah pemudik saat ini hanya sekitar 1,5 juta.
Budi mengungkapkan, dari survei diketahui bahwa kecenderungan masyarakat jika dibiarkan maka 33 persen memilih untuk mudik. Kemudian jika dilarang, turun menjadi 11 persen.
Lalu pada saat pelarangan yang juga dilakukan kampanye, jumlahnya turun lagi menjadi 7 persen.
“Setelah itu kita melakukan aksi yang dilakukan oleh kementerian/lembaga termasuk Polri, turun lagi. Menurut catatan kami, kurang lebih 1,5 juta lebih sedikit. Jadi apa yang kita lakukan cukup efektif,” jelas Budi dalam konferensi pers Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran pada Sabtu (15/5).
Sebagai bagian dari kebijakan pengetatan perjalanan ini, pemerintah juga menerapkan random test dan mandatory check Covid-19. Ini merupakan upaya pencegahan peningkatan kasus Covid-19 pasca libur lebaran. Mulai berlaku pada hari ini, Sabtu 15 Mei 2021.
“Kita berinisiatif melakukan testing di tempat-tempat tertentu yang sensitif. Kita memberikan memberikan mandatory di dua tempat yaitu antara Jawa dan Sumatera dan antara Jawa dan Bali,” ungkap Budi.
Mandatory check Covid-19 atas dokumen rapid test PCR, swab test antigen dan GeNose di Pelabuhan Bakauheni untuk semua pelaku perjalanan (sesuai SE-13/2021). Mandatory check diterapkan untuk arus balik dari wilayah di Pulau Sumatera ke-Jakarta melalui penyeberangan Bakauheni – Merak, dan akan dilakukan di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung.
Sedangkan penerapan random test Covid-19 dilakukan untuk arus pergerakan masyarakat dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Barat menuju Jakarta, baik melalui jalan tol maupun jalan nasional. Pengecekan random test Covid-19 dengan rapid test antigen ada di sekitar 21 lokasi titik pengecekan di seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa menuju Jakarta.(yaya)