20/04/2024 3:51
INTERNASIONAL

24 Demonstran di Kolombia Tewas dalam Protes Anti Pemerintah

Pengunjuk rasa antipemerintah bentrok dengan polisi di Bogota, Kolombia. AP

Fokusmedan.com : Setidaknya 24 demonstran tewas dan ratusan lainnya terluka akibat protes massal yang berlanjut untuk hari delapan protes anti-pemerintah di Kolombia. Jatuhnya korban membuat sejumlah kelompok dan selebriti internasional mulai memperhatikan kekerasan yang terjadi di negara Amerika Latin tersebut.

Ombudsman Kolombia mengatakan pada Rabu (5/5/2021) bahwa 24 orang – 23 warga sipil dan satu petugas polisi, telah tewas dalam protes yang dimulai 28 April. Kerusuhan baru-baru ini awalnya dipicu oleh Presiden Kolombia Ivan Duque yang berusaha untuk mengesahkan RUU reformasi pajak bulan lalu.

Undang-undang baru ini diklaim bertujuan mengurangi krisis ekonomi negara, dengan menaikkan pajak atas beberapa barang penting
dan layanan publik.

Sementara Duque membatalkan RUU itu untuk saat ini, protes berubah menjadi gerakan yang lebih besar yang berfokus pada memerangi kemiskinan, yang diperburuk oleh pandemi dan kebrutalan polisi.

“(Namun) bentrokan terjadi antara demonstran dengan kekuatan mematikan dari pihak berwenang,” kata para aktivis.

Amnesty International merilis video yang menyoroti contoh kekuatan polisi yang berlebihan selama protes. Itu termasuk klip di mana kelompok tersebut mengklaim petugas menembakkan peluru mematikan ke kerumunan pengunjuk rasa di Cali.

Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihaknya “sangat khawatir” dengan laporan penembakan oleh polisi.

PBB mengingatkan pihak berwenang Kolombia tentang tanggung jawab mereka untuk “melindungi hak asasi manusia.”
Amnesty International juga berkicau dalam akun Twitternya bahwa otoritas Kolombia “harus menghormati hak asasi manusia.”

“Ketidakpuasan masyarakat atas ketidaksetaraan di Kolombia tidak boleh dicap sebagai ‘vandalisme dan terorisme’, juga tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk penindasan dengan kekerasan,” kata organisasi itu.

Protes anti-pemerintah yang mematikan mendapat perhatian dari para selebriti juga, termasuk bintang pop Kanada Justin Bieber dan bintang musik Kolombia seperti Shakira, Maluma dan J Balvin. Semuanya memberikan komentar atas situasi di negara asal mereka.
Bintang Reggaeton J Balvin menyerukan “perdamaian dan cinta” di Instagram.

“Situasinya di luar kendali,” tulisnya. “Ini hak asasi manusia. Kami butuh bantuan di Kolombia.”

Temblores, sebuah organisasi nirlaba independen yang memantau kekerasan polisi di Kolombia, mengklaim jumlah kematian warga sipil lebih tinggi daripada yang dilaporkan oleh ombudsman.

Dikatakan 37 orang telah terbunuh di tangan polisi antara awal protes hingga 4 Mei. Dalam rentang waktu yang sama, dilaporkan juga ada lebih dari 1.443 kasus kebrutalan polisi, 831 penangkapan sewenang-wenang dan setidaknya 10 korban pelecehan seksual oleh pasukan publik.

Emilia Márquez Pizano, direktur di Temblores, mengatakan kepada CBS News Rabu (5/5/2021) bahwa pembunuhan itu “sangat memprihatinkan.”

“Banyak dari tindakan ini terjadi tanpa protokol dan aturan dari polisi yang melakukan penindakan selama protes,” katanya. Dia menambahkan bahwa polisi perlu melindungi hak untuk protes damai dan proses yang semestinya.

Dia mengatakan tanggapan pemerintah sejauh ini dapat memicu demonstrasi lebih lanjut.

“Kami belum melihat pesan dari pemerintah atas kekerasan terhadap publik, untuk mengendalikan penggunaan kekuatan yang berlebihan (polisi) dan mengambil tindakan lebih untuk melindungi hak dan kehidupan penduduk sipil,” katanya.

“Sebaliknya, apa yang kami lihat dalam pesan dari pemerintah adalah seruan untuk lebih banyak militerisasi dan tentang bahasa di sekitar protes damai yang mereka sebut ‘terorisme dan vandalisme, dan tidak sah.’ Dan itu sesuatu yang tidak bisa kami izinkan.”

Márquez mendesak pengunjuk rasa untuk mengikuti jam malam yang diberlakukan di negara itu karena keamanan tidak bisa dijamin.

Pemandangan seperti perang telah muncul dari dalam Kolombia dalam beberapa hari terakhir. Foto-foto menunjukkan kerusakan pada bangunan dan udara yang dipenuhi gas air mata.

Satu video menunjukkan helikopter terbang di atas Buga, Valle del Cauca, sementara suara tembakan terdengar di latar belakang. Ada laporan lokal tentang penjarahan dan kantor polisi yang terbakar di Bogota.

Sementara itu, pemerintah Kolombia menuding kekerasan itu terjadi akibat pemberontak sayap kiri.

“Kekerasan itu sistematis, direncanakan dan dibiayai oleh organisasi kriminal,” kata Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano pada Senin (3/5/2021).

Pada Selasa malam (6/5/2021), Duque menyerukan ketenangan dan dialog nasional karena lebih banyak protes sudah direncanakan.

“Saya ingin mengumumkan bahwa kami akan menciptakan ruang untuk mendengarkan warga dan membangun solusi yang berorientasi pada tujuan tersebut, di mana patriotisme kita yang paling dalam, dan bukan perbedaan politik, harus menjadi perantara,” kata Duque.(ng)

Sumber : Kompas.com