Perempuan Berperan Penting Dalam Kancah Politik
Fokusmedan.com : Peran serta kaum perempuan dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan sosial telah cukup banyak mendapatkan pengakuan dari masyarakat modern. Karenanya, untuk memberikan rasa penghargaan, setiap tanggal 8 Maret, seluruh dunia pun memperingati hari perempuan atau international womens day.
Di Indonesia sendiri, sejarah perjuangan perempuan juga telah cukup banyak ditorehkan, misalnya saja di masa RA Kartini yang memperjuangkan emansipasi. Bahkan Indonesia juga mencatat, jika perempuan pernah menjadi Presiden kelima RI, yaitu di masa Megawati Soekarnoputri.
Anggota DPRD Sumut Fraksi PDI Perjuangan Artha Berliana Samosir menyatakan, perempuan tentunya sangat berperan penting terlibat dalam kancah politik. Karena dengan semakin kompleksnya permasalahan perempuan, menuntut perempuan agar ikut andil duduk di parlemen untuk membahas dan mencari solusi permasalahannya.
“Sehingga apa yang menjadi masalah kaum perempuan akan lebih mudah untuk diperjuangkan, ketimbang yang membahasnya adalah kaum laki-laki yang notabene kurang mengerti akan kompleksnya masalah yang dihadapi perempuan,” ungkap Berliana selaku pembicara dalam diskusi publik yang digelar Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Politik USU di Medan Club, Senin (15/3).
Untuk Berliana berpendapat, perjuangan perempuan di legislatif tentunya patut dihargai. Oleh karena itu, dengan terbukanya kesempatan perempuan menjadi calon anggota legislatif yakni ketentuan kuota 30 persen keterwakilan caleg perempuan di setiap dapil, akan semakin memudahkan perjuangan perempuan mendapatkan haknya.
“Perempuan itu tiang negara. Apabila baik perempuannya makan baiklah negara tersebut,” jelasnya.
Untuk itu, Berliana mengaku sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa Departemen Politik USU ini. Menurutnya tema diskusi tentang ‘peran perempuan 2021, perempuan bisa apa?’ yang diangkat juga sangat bermanfaat memberikan pemahaman.
“Tanpa dijelaskan, kita tahu perempuan itu nomor dua, padahal perempuan dan laki-laki itu sejajar. Tapi bukan berarti kita mengambil hak laki-laki, karena kesetaraan gender itu bukan berarti merubah kodrat perempuan,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumut, Safiaddar Turismiani yang juga menjadi pembicara mengatakan, jika saat ini sudah banyak diantara kaum perempuan yang telah maju. Bahkan kata dia, keberadaan perempuan juga kini turut andil hampir disegala lini.
“Sebenarnya kesetaraan gender itu tidak ada tinggi dan rendah. Cuma kita mengimbau agar memperlakukan perempuan sama dengan laki-laki,” pungkasnya.(riz)