Kecemasan Itu Sirna karena Budaya K3 Pertamina

Fokusmedan.com : Bekerja di perusahan yang berisiko tinggi tentunya memberi tantangan bagi diri sendiri untuk bekerja dan berkarya. Namun, hal itu pastinya menimbulkan rasa kekhawatiran bagi keluarga yang menanti di rumah.
Inilah yang dirasakan orang tua, istri ataupun anak-anak dari pekerja atau karyawan yang mengabdi di Fuel Terminal (FT) Medan Group di Jalan Yos Sudarso Medan Labuhan. Orang-orang tersayang ini takutĀ jika terjadi sesuatu bahkan bukan tidak mungkin kecelakaan besar akan menimpa.
Kecemasan tersebut ditepis oleh PT Pertamina (Persero). Perusahan pelat merah ini berupaya keras melindungi pekerjanya agar saat menjalankan proses bisnisnya dapat dilakukan secara aman, sehat dan berwawasan lingkungan dengan menerapkan budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Unit Manager Communication Relation & CSR Pertamina Regional Sumatera bagian Utara (Sumbagut), Taufikurachman menjelaskan, budaya K3 menjadi prinsip fundamental dalam prioritas strategi bisnis. Dan hal itu, senantiasa diterapkan di seluruh wilayah kerja Pertamina.
“Saat bekerja, Pertamina selalu mengutamakan Health, Safety, Security, dan Environment (HSSE), menguasai diri dan lingkungan kerja. Sehingga nantinya kecelakaan kerja dapat dicegah atau Zero Accident,” ujar Taufikurachman, Sabtu (27/2/2021).
Taufikurachman menjelaskan, saat pandemi Covid-19 seperti ini, budaya K3 juga tetap dijalankan. Dari sisi keselamatan misalnya, sering dilakukan pelatihan secara online baik terkait HSSE atau lainnya agar meningkatkan pengetahuan para pekerjanya.
Sedangkan dari sisi kesehatan, lanjutnya, sesuai peraturan perusahaan Pertamina telah memperlakukan pengurangan jumlah pekerja yang bekerja dengan sistem Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO).
Yang wajib menjadi bekal pekerja, kata dia, seperti masker dan hand sanitizer, menjaga jarak saat bekerja dan berkomunikasi saat rapat pun dibatasi waktu dan jumlahnya. Biasanya disarankan menggunakan aplikasi.
“Pertamina juga rutin melakukan rapid test untuk pekerja serta pemberian masker dan vitamin per dua minggu atau sebulan sekali. Ini dilakukan agar memberikan kenyamanan karyawan saat bekerja di lingkungan Pertamina,” terangnya.
Sementara itu, Superintendent RSD Labuhan Deli, Eri Wibowo disela kunjungan jurnalis Pertamina ke FT Medan Group mengatakan, sejak FT Medan Group berdiri dan sampai saat ini, belum ada kejadian hingga fatal. Begitupun, pihaknya tetap waspada dan tim Pertamina secara khusus bagian HSSE membuat dan memperbaiki kebijakan-kebijakan dari Kasus-kasus yang terjadi di Pertamina agar semakin safety sehingga ke depannya kecelakaan dapat dicegah.
“Tahun ini, kita juga mendapatkan penghargaan zero accident dari Disnaker. Walaupun tidak pernah terjadi kecelakaan, kita tetap waspada melakukan program-program pada bulan K3 seperti, pelatihan pemadaman kebakaran, pengujian sarana dan fasilitas (sarfas) yang ada di tangki timbun secara berkala,” terangnya.
Tak hanya itu, dalam kegiatan yang berwawasan lingkungan, HSSE FT Medan Group melakukan program-program CSR pekan Labuhan Bestari (Kampung warna-warni ecobrick, bunda-bunda menjahit, doorlenial) Belawan Bahari.
Sementara, Asisten Manager HSE Operation, Achmad Surya Karbala menambahkan, Pertamina selalu menerapkan secara sistematis penanggulangan keselamatan kerja. Memang tidak dapat dipungkiri, beberapa insiden juga pernah terjadi namun pihaknya memiliki sistem yang namanya insiden investigasi.
Jadi, kata dia, ketika terjadi insiden, Pertamina selalu melakukan investigasi secara struktural hingga ke tahap rekomendasi perbaikan. Setelah mendapat hasil investigasi, Pertamina akan memberikan rekomendasi perbaikan, salah satunya terhadap peraturan yang senantiasa berkembang setiap saat.
Menurutnya, selama ini insiden yang terjadi berasal dari personel eksternal yang melanggar izin. Tentunya, hal ini sudah dievaluasi dan agar tidak terjadi kesalahan saat bekerja, Pertamina menekankan agar pihak eksternal dapat mematuhi peraturan yang ada.
Selain itu kata Achmad, pihaknya juga menerapkan HSSE Golden Rule di mana seluruh pekerja dengan program patuh yaitu pelaporan terhadap beberapa kondisi dan perilaku tidak aman. Para pekerja dapat melaporkan sedini mungkin kondisi tidak aman tersebut sehingga segera dapat dilakukan pencegahan sekaligus perbaikan.
Sebab, tambahnya, faktor yang bisa menimbulkan insiden adalah budaya, perilaku konsumen yang harus dijaga, budaya pekerja dan lain sebagainya. Inilah sistem Pertamina untuk mengelola aspek keselamatan pekerja. Bukan hanya proses mencegah kecelakaan tetapi bagaimana mengurangi dampak jika terjadi insiden.
“Kami sudah memiliki teknologi informasi untuk semua pihak-pihak Pertamina baik itu pekerja, awak mobil tangki (AMT) dan lain-lain itu sudah bisa melaporkan apapun temuan kondisi tidak aman maupun perilaku tidak aman,” ungkapnya.
Sedangkan kegiatan yang berwawasan lingkungan, HSSE FT Medan Group melakukan program-program CSR pekan Labuhan Bestari (Kampung warna-warni ecobrick, bunda-bunda menjahit, doorlenial) Belawan Bahari.
Sementara itu Fuel Terminal (FT) Manager Medan Group M. Ikmal mengungkapkan, keunggulan FT Medan Group, pada fasilitas pengisian mobil tangki Pertamina secara aktif menerapkan teknologi untuk membantu proses operasional yaitu dengan new gantry system. Di mana sistem teknologi pengisian mobil tangki dengan sistem automasi metode swap card sehingga mengurangi proses interface manusia di dalam proses pengisian.
“Dengan didukung oleh penggunaan teknologi yang andal dan juga penerapan aspek keselamatan pada setiap proses operasional, FT Medan Group mampu menyalurkan produk BBM dengan kemampuan 6.817.000 liter per hari,” ujarnya.
Dan sedikitnya, kata dia, 131 mobil tangki melayani sebanyak 600 SPBU di mana mobil tangki akan bolak-balik ke FT. Dan untuk melayani kebutuhan konsumen, FT Medan Group tetap beroperasi 24 jam setiap hari.(ng)