23/03/2025 17:16
EKONOMI & BISNIS

Banjir di Jawa Berpotensi Picu Kenaikan Harga Pangan di Sumut

Banjir di Jawa berpeluang picu kenaikan harga pangan. Ist

Fokusmedan.com : Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya atau sebagian wilayah yang ada di Jawa berpotensi menjadi pemicu kenaikan atau penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat. Disaat banjir di Jawa terjadi, harga bawang merah yang paling rentan mengalami kenaikan harga di Sumatera Utara (Sumut).

Dari hasil pantauan Tim Pemantau Harga Pangan di Sumut, sejumlah pasokan bawang di wilayah Karo masih mampu memenuhi permintaan bawang di wilayah Sumut. Dan sejauh ini harga bawang merah cukup stabil dikisaran Rp26 hingga Rp28 ribu per Kg.

Ketua Tim Pemantau Harga Pangan di Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, di awal pekan ini justru ada kenaikan harga cabai merah di sejumlah pedagang, meskipun tidak semua pedagang. Kenaikan harga cabai merah di awal pekan ini kerap terjadi karena hari Minggu merupakan hari libur bagi sebagian besar petani di Kabupaten Karo.

“Petani di sana lebih banyak memanfaatkan hari minggu untuk Ibadah, ketimbang turun ke ladang. Sehingga pasokan cabai kerap mengalami gangguan sementara di awal pekan,” ujarnya, Senin (22/2/2021).

Meski demikian, harga cabai merah saat ini masih cukup ideal karena diperdagangkan dikisaran Rp28 hingga Rp30 ribu per Kg. Sedangkan cabai rawit harganya justru mengalami penurunan tajam di awal pekan ini.

Stok dari luar wilayah Sumut yang meningkat membuat harga cabai rawit mengalami penurunan signifikan. Cabai rawit saat ini dijual dikisaran Rp30 hingga Rp35 ribu per Kg.

“Jadi bukan dikarenakan adanya banjir di sejumlah wilayah di pulau jawa. Untuk Sumut, saya pikir harganya masih belum terimbas dampak banjir dari jawa. Yang penting banjir di Jawa tidak berlansung lama sehingga dikhawatirkan akan memicu gangguan panen maupun distribusi barang,” tukasnya.

Jika bencana berlangsung cukup lama, tambahnya, yang dikhawatirkan adalah adanya pengaruh besar pada perubahan harga bahan pokok di sejumlah wilayah di Indonesia. Dan ini nanti akan bermuara pada kemungkinan permintaan barang dari wilayah lain sehingga berpeluang mengerek kenaikan harga kebutuhan pokok itu sendiri.(ng)