Pimpinan MPR Minta Pemerintah Lakukan Perbaikan Penanganan Pandemi
fokusmedan.com : Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai, testing corona berkali-kali saat ini salah secara epidemiologi. Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat meminta pemerintah segera melakukan perbaikan mendasar dalam pengendalian pandemi. Sehingga, tidak perlu ada polemik berkepanjangan soal pendapat Menkes soal tes corona yang salah.
“Keluhan Menkes dalam sebuah dialog daring yang dikutip media, bahwa testing Covid-19 yang selama ini kita lakukan salah secara epidemiologis cukup mengejutkan. Tidak perlu ada polemik berkepanjangan, segera lakukan perbaikan agar upaya pengendalian Covid-19 segera membuahkan hasil yang baik,” katanya, Sabtu (23/1).
Menurutnya, data yang akurat dalam sebuah kebijakan berskala nasional seperti pengendalian penyebaran Covid-19 di Tanah Air memegang peranan penting terhadap keberhasilan program.
Pengambilan dan pengolahan sampel yang salah, kata dia, juga akan menghasilkan data yang salah. Akibatnya, langkah yang diambil tidak sesuai apa yang terjadi di lapangan.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali, lanjut dia, juga belum menunjukkan terkendalinya penyebaran Covid-19.
“Bahkan catatan Satgas Covid-19 menunjukkan positivity rate harian Covid-19 mencapai rekor tertinggi pada Minggu (17/1) yakni 32,83 persen. Rasio positivity rate ini, ujar Rerie, enam kali lebih tinggi daripada standar ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang hanya 5 persen,” ucapnya.
Politikus NasDem ini berharap, di tengah kerumitan pengendalian Covid-19 di Tanah Air, perbaikan masalah mendasar dalam pengendalian penyebaran Covid-19 harus segera dilakukan.
Menurutnya, dengan cara dan metodologi yang benar upaya pengendalian penyebaran virus korona di Tanah Air bisa lebih terukur. Serta membuahkan hasil yang lebih baik.
“Jangan dilupakan untuk melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap upaya yang dilakukan pada pengendalian penyebaran Covid-19 di Tanah Air,” kata dia.
“Antara lain dalam bentuk disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun, dalam keseharian,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai, testing corona berkali-kali saat ini salah secara epidemiologi. Sebab, testing yang dilakukan kepada orang-orang yang itu-itu saja.
“Cara testingnya salah testingnya banyak, tapi kok naik terus. Habis dites orang kayak saya setiap kali mau ke Presiden dites Barusan saya diswab. Seminggu bisa 5 kali swab karena masuk Istana. Emang bener gitu? Testing kan nggak gitu harusnya kan,” katanya dalam dialog ‘Vaksin & Kita’ Komite Pemulihan Ekonomi & Transformasi Jabar saat dilihat Jumat (22/1).
Budi mengatakan, testing yang efektif secara epidemiologi bukan tes mandiri. Tetapi, yang harusnya di tes adalah orang suspek corona.
“Testing epidemiologi ya aku diajarin tuh sama temen-temen dokter, bukan testing mandiri. Yang dites tuh orang yang suspek, bukan orang yang mau pergi kayak Budi Sadikin mau ngadep Presiden. Nanti 5 kali (dites) standar WHO kepenuhi tuh, 1 per 1.000 per minggu, tapi nggak ada gunanya testingnya secara epidemiologi,” tuturnya.
Menurut Eks Wakil Menteri BUMN ini, cara tersebut harus dibenahi. Dia berharap, kerja sama semua pihak bisa lancar dalam urusan 3T.
“Hal hal yang gitu-gitu yang mesti diberesin. Sebagian ada di tempat saya urusan testing tracingnya. Karena sekarang kan puskesmas tidak di bawah saya padahal saya harus pakai itu puskesmas,” kata Budi.
“Gubernur bisa bilang, bukan di bawah saya juga itu, di bawah bupati wali kota. Kan jadi tambah complicated ini dengan UU Otonomi Daerah,” tandasnya.(yaya)