15/03/2025 15:39
NASIONAL

Amnesty Minta Polisi Transparan Terkait Penembakan Enam Pengikut Rizieq

fokusmedan : Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid meminta agar pihak kepolisian transparan terkait tewasnya enam anggota Front Pembela Islam (FPI). Hal tersebut terjadi akibat adanya bentrok antar polisi di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) dini hari.

“Polisi harus transparan mengungkap kejadian tersebut, terutama menyingkap penyebab terjadinya penembakan terhadap mereka. Jika polisi yang terlibat dalam insiden itu melanggar protokol tentang penggunaan kekuatan dan senjata api, mereka harus diungkap secara terbuka dan diadili sesuai dengan hukum dan hak asasi manusia,” kata Usman dalam keterangan pers, Senin (7/12).

Usman meminta polisi menjelaskan terkait apakah petugas yang terlibat dalam insiden penembakan penggunaan senjata api itu dibenarkan. Dia menuturkan pihak kepolisian seharusnya hanya dibolehkan untuk menggunakan kekuatan atau kekerasan, terutama dengan senjata api, sebagai upaya terakhir.

Itu pun kata Usman, harus merupakan situasi luar biasa untuk melindungi keselamatan dirinya dan atau orang lain. Jika tidak, kata Usman maka tindakan itu bisa tergolong unlawful killing.

“Penggunaan kekuatan, kekerasan, dan senjata api yang melanggar hukum oleh polisi tidak boleh dibenarkan, terlebih lagi bila digunakan dalam kasus yang terkait dengan pelanggaran protokol kesehatan, yang seharusnya tidak berakhir dengan kekerasan. Komnas HAM harus ikut mengusut. Komisi III DPR RI juga perlu aktif mengawasi dan mengontrol pemerintah dan jajaran kepolisian,” ungkap Usman.

Sebelumnya Anggota Polda Metro Jaya diserang di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) dini hari, yang diduga dilakukan oleh simpatisan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Enam orang dari pihak laskar pun tewas saat baku tembak. Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.

“Bahwa akan ada pengerahan kelompok massa untuk mengawal pemeriksaan MRS di Polda Metro Jaya. Terkait itu kami kemudian melakukan penyelidikan kebenaran info itu,” kata dia di Polda Metro Jaya, Senin (7/12).

Fadil menerangkan, kepolisian bertemu dengan salah satu kendaraan di ruas jalan tol. Ketika anggota Polda Metro Jaya membuntuti. Mobil itu memepet dan melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Kepolisian pun melepaskan tembakan. Enam orang meninggal dunia lokasi kejadian. Sementara empat orang lainnya kabur.

“Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang ada enam orang yang meninggal dunia,” tandas dia.(yaya)