Ini penjelasan BMKG terkait fenomena awan berbentuk gelombang tsunami
fokusmedan : Fenomena awan berbentuk gelombang tsunami yang terjadi di Meulaboh, Aceh pada Senin (10/8) lalu menghebohkan masyarakat yang menyaksikannya.
Kendati menjadi pemandangan spektakuler, namun tidak sedikit masyarakat yang cemas adanya fenomena alam tersebut.
Kepala Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Edison Kurniawan menyampaikan, secara ilmiah dalam dunia Meteorologi, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan Arcus (ref: cloud atlas World Meteorological Organization, WMO). Dimana fitur awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus.
“Awan Arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasarawan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang,” jelasnya, Selasa (11/8)
Ia menjelaskan, fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer disepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembab, sehingga membentuk tipe awan yang
memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.
“Kondisi tersebut dapat terjadi, salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara kearah daratan,” terangnya.
Fenomena awan Arcus ini dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.
Keberadaan awan ini, lanjutnya, murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibata danya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis.
“Namun, masyarakat tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk dan dapat selalu mengupdate informasi cuaca dari BMKG,” tandasnya. (riz)