Dualisme Berkarya, SK Kilat Kubu Muchdi Picu Kecurigaan pada Pemerintah
fokusmedan : Partai Berkarya mengalami kisruh dualisme kepengurusan. Tommy Soeharto selaku ketua umum dan pendiri partai terdepak. Pengurus versi Munaslub dimana ketua umum dipegang Muchdi PR telah disahkan Kemenkum HAM.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, mengejutkan Tommy bisa tersingkir dari partai yang didirikannya.
“Cuma yang mengejutkan itu Tommy tersingkirkan dari posisi Ketum, padahal semua orang tahu, Tommy ini adalah ikon, pendiri sekaligus penggagas Partai Berkarya,” kata Adi saat dihubungi, Kamis (6/8).
Namun, menurut Adi, yang menarik justru kubu Muchdi PR dapat cepat mengantongi SK Kemenkum HAM. Dengan kata lain, pemerintah dengan cepat mengakui Partai Berkarya kubu Muchdi yang memiliki legalitas.
“Jadi pertanyaan adalah ini partai kan baru berkonflik kok langsung keluar SK Kemenkum HAM,” kata Adi.
Jika sesuai UU Partai Politik, menurut Adi, kisruh internal partai diselesaikan lebih dahulu di Mahkamah Partai. Sementara, untuk kasus Partai Berkarya bisa dibilang tergolong cepat dan langsung keluar kubu siapa yang menang.
“Kalau kita lihat dari partai-partai lain yang sedang berkonflik, banyak yang prosesnya lama, enggak secepat Partai Berkarya ini. Butuh waktu yang cukup panjang,” ucapnya.
Adi membandingkan kasus Partai Berkarya dengan PPP era kisruh kubu Suryadharma Ali dengan Romahurmuziy. Kata dia, selalu ada kecenderungan kubu yang kritis terhadap pemerintah bakal kalah.
“Itu yang saya bilang ada kecenderungan secara umum partai-partai yang berkonflik ada dualisme, tapi yang dapat SK itu yang relatif ya minimal sejalan dengan pemerintah,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, mudahnya Tommy dikudeta dari partai yang dirikan karena kekuatan politik yang tidak terlalu kuat.
Ujang menilai, secara politik Tommy lemah karena tidak sedang berkuasa. Sementara, lawannya kubu Muchdi PR diduga dibekingi pihak penguasa.
“Tommy sedang tak berkuasa. Artinya secara politik tak terlalu kuat Jadi sangat mudah bisa dikudeta. Apalagi yang mengkudetanya dibackup oleh kekuasaan,” jelasnya melalui pesan singkat.
Dia meyakini ada tangan kekuasaan yang bermain. Pemerintah dinilai menggerus kekuatan oposisi. Termasuk terhadap partai yang tidak masuk di parlemen.
“Semua kekuatan partai yang ada. Yang di parlemen atau pun non parlemen, yang dianggap bisa mengganggu pemerintah, penting untuk ditaklukan,” pungkas Ujang.
Kendati demikian, Sekretaris Jenderal Partai Berkarya kubu Muchdi PR, Badaruddin Andi Picunang menegaskan, tidak ada campur tangan kekuasaan yang membantu pihaknya mendapat legalitas sebagai pengurus sah.
Badaruddin mengatakan, pihaknya telah memenuhi syarat menggelar Munaslub hingga akhirnya disahkan SK pengurus.
“Tidak ada kekurangan di dalamnya, apalagi tangan-tangan gaib. Yang namanya tangan-tangan gaib itu kalau misalnya tidak ada permintaan tertulis, tidak ada data yang disampaikan sesuai dengan permintaan,” katanya dalam konferensi pers, Rabu (5/8).(yaya)