Tim Uji Klinis Minta Masyarakat Tak Khawatir Efek Samping Vaksin Covid-19 Sinovac
fokusmedan : Manajer Lapangan Tim Penelitian Uji Klinis tahap 3 calon Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) dr. Eddy Fadlyana mengatakan bahwa vaksin dari Sinovac Tiongkok tetap menimbulkan efek samping.
Jadi walaupun dinyatakan aman untuk manusia, pada uji klinis fase pertama dan kedua yang telah dilakukan di China, ada efek samping yang akan ditimbulkan ketika vaksin itu disuntikkan ke tubuh manusia.
“Kita berpatokan pada penelitian yang dipublikasikan. Ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan. Reaksi ini terjadi pada 20 sampai 25 persen (dari jumlah orang yang menjadi relawan uji klinis fase satu dan dua),” kata Eddy berdasarkan keterangan resminya yang diterima merdeka.com, Kamis (23/7).
Meskipun begitu, tingkat keamanan vaksin tersebut tetap dianggap tinggi. Vaksin dari Sinovac ini juga dipastikan tidak menimbulkan penyakit baru. Hanya nyeri di tempat suntikan saja. Bahkan tidak menimbulkan demam.
“Fase satu dan fase dua menunjukkan tingkat keamanan cukup tinggi. Pada fase satu dan dua tidak timbul demam, hanya reaksi lokal nyeri di tempat suntikan tadi,” tuturnya.
Kendati begitu, pada uji klinis fase pertama dan kedua, memang ditemukan sejumlah relawan yang telah disuntik vaksin dari Sinovac mengalami radang paru-paru, diare dan penyakit lainnya. Namun saat diaudit, ternyata penyakit yang muncul dari relawan tersebut bukan disebabkan oleh vaksin.
“Setelah diaudit tidak berhubungan dengan vaksin,” katanya.
Ketua Tim Penelitian uji Klinis tahap 3 calon Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Profesor Kusnandi Rusmil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap efek samping yang mungkin juga akan timbul saat uji klinis ketiga nanti.
Ia mengatakan bila nyeri pada area bekas suntikan vaksin tersebut akan hilang dengan sendirinya. Bahkan bisa hilang dalam waktu beberapa jam dan paling lama selama dua hari.
“Nyerinya akan hilang sendiri dalam berapa jam. Yang nyerinya hilang sampai dua hari paling hanya beberapa orang,” tuturnya.(yaya)