Jokowi Diminta Tahan Hobi Blusukan untuk Cegah Penyebaran Covid-19
fokusmedan : Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah rindu untuk blusukan. Di tengah pandemi Covid-19, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga sempat beberapa kali untuk bagikan bantuan sosial di Jakarta pada Rabu (29/4), Senin (18/5) di Johar Baru untuk meninjau sosialisasi Bansos.
Kemudian Jokowi juga sempat berkunjung ke pemukiman warga di Bogor untuk bagikan bansos. Tidak lupa, kunjungan kerjanya dilakukan dengan protokol kesehatan.
Di era new normal ini, Jokowi juga berencana akan melakukan blusukan dan kunjungan kerja di beberapa wilayah zona hijau.
Pengamat komunikasi politik, Kunto Adi Wibowo berpendapat seharusnya Jokowi menunda kegiatan blusukan dan lebih fokus untuk menekan angka kasus Covid-19 yang saat ini mulai meningkat.
“Mungkin ditahan dululah hobinya ini,” katanya saat dihubungi merdekacom, Kamis (18/6).
Dia menjelaskan jika tujuan Jokowi lakukan blusukan demi membangun resiliensi di zona hijau, hal tersebut tidak akan berpengaruh jika tak ada program berkelanjutan setelah adanya kunjungan. Justru, Jokowi lebih baik memperhatikan daerah yang berstatus zona merah.
“Tidak hanya ke daerah-daerah yang sudah hijau tetapi juga daerah-daerah merah ini yang harus mendapatkan perhatian intens lagi,” terangnya Kunto.
Minta Masukan ke Menkes dan Dokter Istana
Selanjutnya dari sisi kesehatan, Kunto menilai, seharusnya Jokowi bisa meminta masukan pada Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto terkait blusukan tersebut. Dia menilai blusukan tersebut sangat beresiko.
“Beresiko bagi presiden Jokowi sendiri,” ungkapnya.
Dia juga menilai seharusnya Jokowi memberikan contoh untuk mengurangi berpergian di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah penuran Covid-19.
“Seharusnya Pak Jokowi memberikan contoh yang baik, terutama krisis kita kan krisis kesehatan, bukan hanya krisis ekonomi gitu, jadi kita coba sembuhkan penyakitnya dulu baru akibatnya kita tangani,” ungkap Kunto.
Tidak hanya itu, Kunto juga menilai blusukan bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan kepercayaan. Tetapi dengan komitmen, Jokowi kata dia sudah menunjukan cintanya pada rakyat.
“Terlebih lagi membangun komunikasi yang baik di internal pemerintahan,” ungkapnya.
Jangan sampai, pernyataan Jokowi dan para menterinya berbeda. Hal tersebut kata dia hingga saat ini belum terselesaikan terkait komunikasi politik di pemerintahan Jokowi.
“Menurut saya komunikasi politik yang belum terpecahkan dari awal kena Covid sampai sekarang ini,” kata Kunto.
Bisa Timbulkan Citra Buruk
Hal senada juga dikatakan Pakar komunikasi politik Universitas Mercu Buana Jakarta, Afdal Makkuraga Putra. Dia menilai blusukan yang dilakukan mantan Wali Kota Solo tersebut agar ditahan terlebih dahulu.
“Pak Jokowi sudah beberapa kali melakukan pembagian sembako dan selalu mengundang kerumunan orang,” katanya.
Dia menjelaskan memperhatikan warga memang sudah jadi kewajiban Jokowi. Namun jika melanggar ketentuan jaga jarak fisik, akan menimbulkan persepsi buruk di publik.
“Publik bisa berkata, lah ‘Presiden aja ngak jaga jaga jarak’,” ungkap Afdal.
Sebab itu, dia menyarankan agar Jokowi lebih meningkatkan bantuan sosial dibanding lakukan blusukan. Sebab saat ini hal tersebut yang dibutuhkan oleh masyarakat.
“Batuan sosial yang berjalan ini saja yang ditingkatkan. Toh disetiap bantuan sosial selalu tertera nama Presiden,” tutup Afdal.(yaya)