Terhindar Dari Kerumunan, Bersepeda Akan Jadi Pilihan Transportasi Kenormalan Baru
fokusmedan : Sepeda menjadi alternatif moda transportasi pada fase kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19. Bersepeda bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang memiliki mobilitas jarak pendek.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno, mengatakan banyak negara lain yang mulai berpindah menggunakan sepeda sebagai moda transportasinya.
“Banyak negara berpaling pada moda transportasi sepeda untuk mobilitas jarak pendek,” kata Djoko dalam pesannya kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (30/5).
Bersepeda menjadi pilihan karena dapat menghindari kerumunan dan antrean dalam ruang tertutup. Bersepeda juga membuat kesehatan tubuh terjaga.
Djoko mengatakan pemerintah perlu segera menyesuaikan agar jalan-jalan umum dibuat jalur bersepeda. Hal ini agar masyarakat bisa bersepeda secara aman. Peraturan baru terkait keamanan bersepeda perlu dibuat. Bersepeda juga dapat mengurangi polusi udara.
Dari segi bisnis, ini juga bisa mempengaruhi pertumbuhan usaha terkait dengan bersepeda. Misalnya jasa penitipan parkir sepeda, jual-beli sepeda dan spare part, jual beli pakaian dan peralatan keamanan untuk bersepeda. Termasuk usaha bengkel atau reparasi sepeda.
Tantangan
Di Indonesia, baru Kota Jakarta yang berkomitmen membangun jalur sepeda sepanjang 63 kilometer dari target 545 kilometer. Tahun 2020, target 200 kilometer. Namun, Djoko menilai proyek ini tidak dapat terwujud karena anggaran difokuskan penanganan dampak virus korona.
Sementara itu, tidak sedikit kota lain yang sudah punya jalur sepeda. Namun, keberadaanya hanya asal ada. Tidak ada kejelasannya target pencapaian. “Hanya sekedar memenuhi janji kampanye, setelah terpilih bikin jalur sepeda, tetapi tidak diikuti membiasakan warganya bersepeda untuk aktivitas kesehariannya,” ungkap Djoko.
Mengembangkan jalur sepeda di Indonesia akan menghadapi kendala. Selain alasan cuaca, juga kontur jalan naik turun di sebagian wilayah. Apalagi saat ini umumnya masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan sepeda motor. Perjalanan jarak pendek, menengah atau panjang bagi masyarakat kelas menengah ke bawah harus menggunakan sepeda motor.
Padahal, sepeda motor di Indonesia diciptakan untuk perjalanan jarak sedang atau menengah. Tidak untuk perjalanan jarak jauh. Buktinya kata Djoko, masa mudik Lebaran yang dulunya banyak menggunakan bus, sekarang beralih menggunakan sepeda motor.
Budaya berjalan kaki apalagi bersepeda sudah menghilang. Ditambah lagi tidak tersedia fasilitas pendukung yang memadai (aman, nyaman dan selamat). “Padahal, sebelum ada kemudahan mendapatkan sepeda motor, masyarakat Indonesia sudah terbiasa bersepeda atau berjalan kaki,” kata Djoko mengakhiri.(yaya)