Menteri ESDM soal Tarif Listrik Bengkak: Harga Listrik di Bawah Keekonomian
fokusmedan : Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendapat sejumlah pertanyaan saat mengikuti rapat kerja terbuka secara virtual bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dua di antaranya mengenai viral tagihan listrik bengkak di media sosial dan juga permintaan listrik gratis oleh berbagai pihak.
Arifin mengatakan, hingga kini penerima subsidi tetap sesuai dengan data yang dimiliki PLN dan Kementerian Sosial. Sementara untuk pelanggan non subsidi tidak ada sama sekali kenaikan tarif, sehingga pembengkakan tagihan bukan karena kenaikan tarif.
“Penerima subsidi ini sudah ada datanya, baik di PLN, Kemensos atau Biro Statistik terkait. PLN menetapkan tarif listrik tidak melihat keekonomian, bahkan jauh (di bawah) dari harga ekonominya,” ujar Arifin di Jakarta, Senin (4/5).
Sementara itu, terkait usulan pemberian listrik murah terhadap berbagai lapisan pelanggan, dia secara terbuka mengatakan tidak memiliki kecukupan dana. Keberlanjutan pemberian listrik gratis bagi pelanggan 450 VA serta potongan 50 persen bagi pelanggan 900 VA juga masih dalam pertimbangan.
“Saat ini alokasi dana pemerintah tidak memadai dan keuangan PLN juga tidak mendukung. Pemerintah melakukan kebijakan ini selama 3 bulan. Ini tergantung pada kesuksesan kita melakukan physical distancing dan PSBB,” jelas Mantan Duta Besar tersebut.
Apabila nantinya dibutuhkan perpanjangan pemberian listrik gratis, maka jalan satu-satunya adalah menambah sumber pendanaan baru. “Apa jadinya kalau lewat Juni? Tentu harus ada pemikiran baru, pemerintah cari keseimbangan sumber pendanaan,” tandasnya.
Pelanggan 1.300 VA Sudah Punya ACĀ
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan alasan golongan 1.300 VA tak mendapat subsidi dari pemerintah. Hal tersebut karena pelanggan tersebut banyak memiliki aset.
“Jadi R1 1.300 VA ini termasuk golongan rumah tangga mampu. Di mana golongan rumah tangga ini umumnya memiliki banyak aset-aset yang bernilai perangkat elektronik seperti televisi, kulkas dan ada memiliki fasilitas air conditioning (AC),” jelasnya.
Hingga kini terdapat 25 golongan listrik yang memperoleh subsidi dari 38 golongan. Dari 25 golongan listrik tersebut terdapat golongan-golongan rumah tangga miskin dan rentan miskin yakni 450 VA dan 900 VA tidak mampu.
“Berdasarkan data, jumlah pelanggan R1 450 VA 23,9 juta pelanggan dan R1 900 VA tidak mampu 7,3 juta pelanggan,” kata Arifin.(yaya)