18/01/2025 8:17
EKONOMI & BISNIS

Jaga Rupiah Saat Corona, BI Raih Repo Lines The Fed USD 60 Miliar

fokusmedan : Bank Indonesia (BI) mendapat fasilitas repo lines (repurchase agreement) dari bank sentral Amerika Serikat atau The Fed sebesar USD 60 miliar. Ini adalah strategi lapis dua BI dalam menjaga stabilitas Rupiah di tengah wabah virus corona.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan kerja sama BI dengan The Fed merupakan Vote of Confident. Sebab, The Fed menilai Indonesia memiliki prospek ekonomi yang bagus.

Indonesia, lanjutnya, salah satu dari sedikit negara emerging markets yang mendapat The Fed Repo Lines. “Kerja sama dengan Federal Reserve (The Fed) bentuknya Repo Lines, ini untuk kebutuhan likuiditas dolar AS jika diperlukan,” kata Perry dalam video konferensi, Selasa (7/4.

Bank sentral juga memiliki kerjsa sama bilateral swap arrangement (BSA) dengan sejumlah negara. Kerja sama BSA merupakan kerja sama pertukaran mata uang (swap) Rupiah dengan Dolar Amerika Serikat (USD) oleh negara lain sebagai cara untuk memperkuat cadangan devisa.

Menurut Perry, bilateral swap antara BI dengan beberapa bank sentral negara sahabat sebagai second line of defense. “Bilateral swap dengan dengan China sebesar USD 30 miliar. Selain itu juga dengan Jepang sebesar USD 22,76 miliar, Singapura USD 7 miliar, dan Korea Selatan sebesar USD 10 miliar,” bebernya.

Bank Indonesia Habiskan USD 7 Miliar u tuk Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengakui adanya penurunan cadangan devisa pada akhir Maret menjadi USD 121 miliar. Cadangan devisa ini turun dari sebelumnya di USD 130,4 miliar pada akhir Februari.

“Sekitar USD 2 miliar itu memang di bulan lalu ada utang pemerintah yang jatuh tempo sehingga kami bayar. sekitar USD 7 miliar itu kami gunakan untuk melakukan stabilisasi nilai tukar Rupiah, khususnya pada minggu kedua dan ketiga, di mana pada waktu itu terjadi kepanikan global, yang kemudian mendorong para investor global melepas sahamnya, melepas obligasinya,” ujarnya di Jakarta.

Perry menyebut, penggunaan cadangan devisa merupakan peran dari bank sentral yang berkomitmen berada di pasar, menstabilkan nilai tukar Rupiah. Sebab, stabilitas nilai tukar salah satu pilar penting dari stabilitas ekonomi.

Kendati demikian, BI memastikan bahwa dengan sisa devisa tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan impor hingga stabilisasi nilai tukar Rupiah.

“Kami pastikan bahwa tingkat kecukupan cadangan devisa kita USD 121 miliar ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri kurang lebih sekitar 7 bulan impor dan juga lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah,” jelas Perry.(yaya)