Stop Propaganda Manakutkan Covid-19
fokusmedan : Gerakan #Bergotongroyong mengajak masyarakat menghentikan propaganda menakutkan terkait pandemi Covid-19. Menurut mereka, seharusnya saat ini menjadi momentum menjalin kerjasama untuk pencegahan dengan melibatkan peran aktif masyarakat pada tingkat terendah dari berbagai kelompok pemangku kepentingan.
Koordinator Gerakan #Bergotongroyong Bobi Septian di Posko Bergotong Royong, Garasi Mataniari Komplek Catalia, Medan, Minggu (5/4) mengatakan, bantuan tidak akan pernah cukup, yang dibutuhkan pola pencegahan yang efektif dan efisien, dimana pemerintah dan masyarakat saling sinergi untuk menjamin keberlangsungan hidup bersama.
Menurutnya, saat ini masyarakat dicekam rasa ketakutan berlebihan. Disisi lain ada kebutuhan ekonomi tak bisa ditolak. Harga-harga semakin tinggi dan akan mengalami kelangkaan. Bahkan perusahaan kini juga terancam tidak mampu membayar gaji disebabkan ketiadaan produksi.
Gerakan #Bergotongroyong, kata dia, menyumbang gagasan berupa modul pencegahan terintegrasi antara pendataan kesehatan hingga kondisi sosial ekonomi masyarakat sampai pada tingkat lingkungan.
“Kami sudah mendesain modul dan aplikasi yang bisa direplikasi dalam pencegahan Covid-19. Tinggal pemerintah siap tidak untuk merespon ini,” tambah Teddy Wahyudi Pasaribu, bidang Advokasi dan Edukasi #Bergotongroyong.
Teddy juga mengajak warga Medan untuk terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi situasi saat ini.
“Waspada, bukan takut. Ketakutan hanya akan menghilangkan kewaspadaan. Bahkan daya hidup dan imunisasi akan menurun,” sebutnya.
Hal senada dikatakan Syahlan Jukhri Nasution, dari Komunitas Salink Redam Covid-19. Kata dia, perlu dilakukan edukasi terus menerus kepada masyarakat, bagaimana mengatasi ketakutan dan pencegahan Covid-19.
“Sosialisasi pencegahan seperti cuci tangan pakai sabun, jaga jarak harus dilakukan, tetapi terpenting bagaimana mengatasi ketakutan masyarakat,” ujarnya.
Sementara, Psikolog Indo M Siregar, S.Psi M.Psi menerangkan bahwa informasi yang tanggung dan tidak sistematis telah membuat kepanikan di masyarakat. Setiap orang, katanya, mempunyai kondisi psikologis berbeda.
“Informasi yang begitu deras dan tidak tersaring akan menimbulkan kecemasan yang semakin meningkat sehingga memengaruhi imun tubuh,” katanya.
Karena baru ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) saja sudah ada penolakan dan pengucilan. Hal ini dikhawatirkan akan terus muncul, sehingga justru membuat takut masyarakat mengakses layanan kesehatan.
“Masalah ini tidak akan selesai kalau semua orang takut,” kata dia.
Distribusi MaskerĀ
Ditempat sama, Advisor Gerakan #Bergotongroyong, Darma Lubis menyebutkan pihaknya telah mendistribusikan bantuan berupa 90 paket sembako, 6.000 hand sanitizer, 12.000 masker dan pembangunan dua tempat cuci tangan umum.
Juga telah melakukan penyemprotan disinfektan di lima kecamatan, yakni Medan Kota, Medan Area, Medan Timur, Medan Perjuangan dan Pancurbatu, Kab. Deliserdang. Saat ini ada 10.000 masker masih tahap produksi, stok hand sanitizer dan disinfektan ada 100 liter.(ril)