Luksemburg Jadi Negara Pertama Gratiskan Semua Angkutan Umum
fokusmedan : Luksemburg mulai kemarin menghapuskan ongkos kereta, trem, bus bagi warganya. Pemerintah mengatakan kebijakan ini untuk mengatasi kemacetan dan polusi sekaligus membantu warga miskin.
Laman Reuters melaporkan, Minggu (1/3), seluruh biaya angkutan umum kelas standar di negara kaya Eropa itu kini digratiskan. Namun turis masih bisa jika ingin membayar angkutan kelas satu dengan biaya 660 euro per tahun atau sekitar Rp 10 juta.
“Bagi orang yang pendapatannya kecil, ini tentu sangat membantu,” kata Menteri Transportasi Francois Bausch kepada Reuters.
“Alasan utama adalah kami ingin punya mobilitas yang lebih baik kualitasnya dan alasan lainnya adalah untu mengatasi masalah lingkungan.”
Luksemburg memiliki populasi lebih dari 600.000 jiwa , tapi sekitar 214.000 ada pekerja masuk dari negara tetangga seperti Jerman, Belgia, dan Prancis hingga menimbulkan kemacetan dan sebagian besar mereka mengendarai mobil. Lebih dari separuh emisi gas rumah kaca Luksemburg berasal dari transportasi.
Alexandra Turquia, manajer penjualan di sebuah grup hotel, mengendarai mobilnya di Ibu Kota Luxemburg City dari desa sekitar. Perjalanan harus ditempuhnya selama 30 menit tapi kemacetan membuat dia harus menempuh 1 jam perjalanan. Tapi menurut dia, mobil masih menjadi pilihan terbaik.
“Kalau hari itu saya harus mengunjungi rumah pelanggan yang jaraknya jauh, maka saya tentu akan membawa mobil,” kata dia.
Tapi bagi Mia Mayer, pegawai di Amazon, dia sudah beralih dari mobil pribadi ke angkutan umum untuk menghemat waktu dan uang.
“Saya punya pengalaman sehari-hari harus menembus kemacetan ke pusat kota selama 45-50 menit. Luxemburg City bukanlah kota yang besar jadi itu cukup makan waktu,” kata dia.
Untuk mengatasi masalah para komuter ini, Luksemburg berencana investasi sebesar 3.9 miliar euro untuk membangun rel kereta dari 2018 hingga 2028, meningkatkan jaringan bus dan menambah lagi lahan parkir di perbatasan.
Dengan investasi ini pemerintah berharap tersisa 65 persen komuter yang masih mengendarai mobil pada 2025, atau turn sebanyak 73 persen dari 2017. Luksemburg memang menjadi negara pertama yang menggratiskan angkutan publik, tapi Ibu Kota Tallin, Estonia, juga sudah menerapkan kebijakan serupa sebelumnya.(yaya)