Bos BKPM Mulai Khawatir Virus Corona Berdampak Pada Investasi
fokusmedan : Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mulai mengkhawatirkan dampak virus corona terhadap aliran investasi di Tanah Air. Kekhawatiran ini menguat jika wabah itu terus berlanjut hingga Maret mendatang.
“Sampai sekarang, realisasi investasi kita nilainya sampai dengan Februari, masih bagus. Harapan saya corona ini bisa cepat berlalu. Tapi kalau corona ini lanjut sampai dengan bulan Maret, kemungkinan besar ada dampaknya,” kata Bahlil Lahadalia ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Senin (24/2).
Menurut Bahlil Lahadalia, penurunan investasi dari China menjadi yang paling dikhawatirkan karena wabah virus corona. Pasalnya, dia menilai dampak virus tersebut sistematik, masif, dan terstruktur.
Meski hingga saat ini, diakuinya dampak virus corona belum berpengaruh terhadap aliran investasi yang masuk. Bahkan, investasi dari negara lain, selain China masih berjalan normal.
“Bulan Maret kami akan hitung berapa persentase pengaruhnya terhadap realisasi investasi. Itu kita hitung dari China,” kata Bahlil Lahadalia.
Sepanjang 2019 China menjadi negara kedua yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia dengan total USD 4,7 miliar.
China berada di bawah Singapura yang investasinya mencapai USD 6,5 miliar, disusul Jepang dengan USD 4,3 miliar, Hong Kong USD 2,9 miliar, dan Belanda sebesar USD 2,6 miliar.
Realisasi Investasi 2019 yang Lewati Target
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, melaporkan hasil realisasi investasi sepanjang 2019 di depan Presiden Joko Widodo. Bahlil menyebut hasil realisasi investasi sepanjang 2019 telah melebihi target yang ditetapkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Kami laporkan ketika kami ditunjuk dan diperintahkan untuk bantu bapak presiden dan ditugaskan di BKPM. Bahwa realisasi investasi 2019 Rp809,6 triliun, dari target Bappenas Rp792 triliun,” katanya dalam acara Rakornas Investasi 2020, di Jakarta, Kamis (20/2).
Bahlil menyebut, saat melanjutkan posisi kepala BKPM sebelumnya, realisasi investasi pada Oktober kurang lebih hanya baru sekitar Rp602 triliun. Di mana, realisasi itu terbagi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 48 persen dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 52 persen.
Namun, setelah tiga bulan di bawah kendalinya, realisasi investasi berhasil tembus melewati target ditetapkan pemerintah yakni hingga Rp809,6 triliun. Peningkatan luar biasa ini menggambarkan tujuan investasi tak hanya berada di Jawa.
Kemudian pembangunan infrastruktur lima tahun kemarin pun dinilai cukup memberikan manfaat dalam rangka pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional. “Dari investasi Rp809,6 triliun dapat serap tenaga kerja kurang lebih 1.035.000 orang,” kata dia.(yaya)