Effendi Simbolon Kritik Sejumlah Menteri Jokowi
fokusmedan : Politisi PDIP Effendy Simbolon menyoroti bidang ekonomi yang kurang maksimal. Effendy menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki banyak program yang sangat bagus namun tak didukung dengan perekonomian.
“Oleh karenanya saya melihat di sektor ini yang jadi faktor utama. Ya kalau memang diperlukan kenapa tidak dicari Menteri Keuangan yang fresh. Yang treasury yang punya nilai jual di pasar. Karena kita bukan enggak suka sama Ibu Sri Mulyani tetapi buktinya sampai tahun keenam ini sekarang, enggak ada poin yang menjadi nilai jual kemudian mendongkrak programnya Pak Jokowi. Di BPJS kita defisit, semua defisit,” bebernya saat ditemui di Ibis Thamrin Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2).
“(Jadi ganti Menkeu?) Ya karena poin kita adalah bagaimana mensukseskan visi misi dan program pak Jokowi. Tetapi salah satu faktor utama adalah ketidakcukupan anggaran. Siapa yang kelola anggaran?” sambungnya.
Menurutnya, masih banyak sosok yang bisa menjadi Menkeu yang dapat memajukan anggaran. Lebih lanjut ia menyampaikan, masih ada menteri lainnya yang dinilai pantas diganti.
“Di satu sisi ingin kencang tetapi menempatkan orang yang enggak capable. Jadi ini yang harus dikoreksi sebelum masuk ke tahun-tahun yang sisa waktunya kurang dari 5 tahun, paling 2 tahun saja. Jadi speed up dengan anggaran dan SDM yang mumpuni,” tegasnya.
Selain itu, Effendy juga menyoroti akan Menko Maritim dan juga Menteri Pariwisata. Kedua menteri ini pun dinilai tak sesuai harapan.
“Capaian beliau itu kan sudah jelas menuju ke titik yang sudah sesuai dengan RPJM nya Pak Jokowi di periode pertama dan periode kedua. Nah, tetapi kemudian kita lihat para awak yang membawahi bidang-bidang kementerian yang dimaksud kan apa iya sesuai dengan yang diharapkan? kan tidak. Bagaimana menteri pariwisata kok sudah sekian bulan enggak ada program yang jelas. Ini contoh, banyak menteri yang lain juga sama begitu. Menteri investasi, bagaimana begitu berinvestasi, mau menarik investasi,” bebernya.
Kritik Nadiem
Tak hanya itu, saat ditanyakan soal Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim Effendy, juga menilai kalau mantan CEO GOJEK itu pun tak pantas. Hal ini terlihat Nadiem masih menjabat CEO GOJEK.
“Saya melihat dia bahwa GOJEK saja begitu tega sekali dia membiarkan para pengendara itu ngurusin motor dan dirinya sendiri tetapi dia hanya membagi hasil begitu, bagaimana kepada orang seperti itu kemudian kita memintakan dia peduli soal moral dan pendidikan tidak Mungkin lah. Kecuali dia mau bikin universitas sendiri lah orang dia mengelola program pendidikan nasional. Hati-hati loh,” ujarnya.
Menurutnya, Jokowi serius akan dunia pendidikan. Mengingat, Anies Baswedan pernah terkena reshuffle.
“Ya pastinya adalah cuma kan enggak bisa kemudian kita pikir fokus sendiri pembantunya juga harus memberi dukungan. Jangan malah pembantunya yang menggiring ke arah yang berbeda dengan visinya presiden,” pungkasnya.(yaya)