Dubes China Nilai Indonesia Terlalu Berlebihan Tanggapi Virus Corona
fokusmedan : Semenjak kasus virus corona menyebar secara luas di China hingga ke berbagai negara, banyak negara melakukan tindakan antisipasi dan pencegahan. Mulai dari melakukan pemeriksaan ketat di bandara, memberhentikan jadwal penerbangan ke China atau sebaliknya, serta menghentikan impor dari China.
Langkah-langkah tersebut tentunya juga diambil oleh pemerintah Indonesia demi mencegah masuknya wabah virus corona baru ke Indonesia.
Dalam rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Pangkalan Halim, Menlu Retno menyebutkan penerbangan langsung dari China daratan atau sebaliknya ditunda untuk sementara. Penundaan ini mulai berlaku Rabu (05/2).
Tak hanya itu, Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto menyampaikan pihaknya menyetop sementara impor makanan dan minuman dari China, untuk mengantisipasi penularan virus corona ke Indonesia.
Menanggapi keputusan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia, Duta Besar China untuk RI, Xiao Qian, berharap tak diambil tindakan yang berlebihan.
“Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang,” kata Xiao.
Xiao berulang kali menyampaikan pernyataan dari WHO yang berisikan bahwa pihaknya tidak setuju atas tindakan pembatasan pergerakan negara terhadap China.
“Tadi saya lihat ada berita yang berisikan bahwa pemerintah Indonesia akan menghentikan impor makanan dan minuman dari China, untuk mencegah virus corona tidak masuk ke indonesia. Kami memerhatikan tindakan tersebut,” tambah Xiao.
Xiao juga menjelaskan, hingga kini belum ada bukti bahwa virus corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.
“Kami pikir kalau Indonesia benar-benar akan mengambil tindakan itu, bisa saja mengakibatkan dampak negatif,” tanggapan Xiao terhadap keputusan yang dibuat pemerintah Indonesia.
Ia khawatir bahwa keputusan seperti itu dapat merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara, serta memberikan dampak negatif yang sama-sama tidak diinginkan oleh kedua belah pihak.
Xiao juga menjelaskan bahwa selama ini Indonesia dan China adalah tetangga dan sahabat baik.
“Kita berharap pihak Indonesia bisa memandang wabah ini dengan melakukan pencegahan dan penanggulangan secara objektif, rasional dan ilmiah,” kata Xiao.
Xiao juga berharap negara-negara termasuk Indonesia dapat mematuhi Peraturan Kesehatan Internasional dan saran dari WHO. Dengan hal itu, keputusan yang sekiranya berlebihan bisa dicegah untuk menghindari adanya gangguan bilateral.
Bukan hanya kepada Indonesia, Xiao meyakini akan ada dampak negatif yang dihasilkan dari pembatasan wisata dan wilayah terhadap China.
“Terkait dampak oleh tindakan pembatasan penerbangan dan impor ekspor, saya pikir dampaknya perlu dihitung secara bertahap, tapi saya tegaskan lagi kita berharap tindakan itu tidak perlu diambil,” tegas Xiao.
Kemudian, Xiao menjelaskan bahwa China sudah delapan tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.
China juga menjadi negara kedua terbesar penyumbang wisawatan asing. Setiap tahunnya, ada 2 juta lebih turis dari China yang mengunjungi Indonesia. Tak hanya itu, China juga merupakan salah satu sumber investasi terbesar untuk Indonesia.
“Itu (penyetopan penerbangan) sebenarnya juga akan merugikan ekonomi di sektor pariwisata Indonesia sendiri,” kata Xiao.
Xiao berharap bahwa negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dapat menerapkan saran yang diberikan oleh WHO, serta upaya pencegahan lainnya yang tidak merugikan kerja sama antara kedua negara.(yaya)