09/12/2023 16:20
Uncategorized

Wisata Prambanan Makin Lengkap, Ada Gedung Pertunjukan Seni Megah

fokusmedan : Wisatawan yang berkunjung ke Candi Prambanan saat ini bisa menyaksikan pertunjukan seni dan budaya, termasuk kisah Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Hal tersebut menyusul dibukanya gedung Teater Graha Purbo Waseso Kencono di Jalan Manisrenggo km 1, Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Klaten.

Gedung yang tak jauh dari lokasi Candi Prambanan itu dibangun perusahaan Galuh Grup, dengan fasilitas yang mewah. Meski kental nuansa tradisional Jawa, namun terlihat sangat modern. Selain LCD besar sebagai latar belakang panggung, gedung berkapasitas sekitar 250 tempat duduk tersebut juga didesain seperti layaknya gedung bioskop.

“Gedung ini dibuat untuk mengangkat seni dan budaya yang ada di Jawa.
Kalau tidak segera dimulai, siapa lagi yang peduli dengan budaya Jawa,” ujar pemilik Galuh Grup, One Krisna take, Senin (3/2) malam.

One mengatakan, saat ini, sendratari, atau ketoprak sudah banyak hanya digelar di jalan atau di pedesaan. Ia ingin mengangkat kembali kejayaan seni seni tersebut, sebagaimana dilakukan bangsa lain. Seperti di Italia ada gedung opera, dan Amerika ada gedung teater.

“Di Jawa semestinya mulai menghargai seni tradisionalnya sendiri dengan memberikan tempat manggung yang layak,” katanya.

Dengan gedung teater pertunjukan yang layak, dikatakannya, komunitas seni sendratari, ketoprak, dan lainnya dapat memanfaatkannya. Dengan diberikan tempat yang layak untuk tampil, dirinya yakin pertunjukan juga semakin baik.

“Gedung teater ini kami persembahkan untuk masyarakat seni. Pertunjukan yang ditampilkan diharapkan lebih variatif. Mulai sendratari, ketoprak dan bahkan jazz bisa ditampilkan di sini,” katanya.

Usai pembukaan juga ditampilkan pertunjukan sendratari Roro Jonggrang. Yang menarik adalah tarian tersebut membawakan cerita yang berangkat dari sebuah renungan dan fakta yang berhasil dikumpulkan di lapangan.

“Jadi keberadaan teater ini bukan hanya ingin menarik wisatawan tetapi juga menyebarkan sejarah yang sesuai fakta. Bukan lagi dongeng yang akhirnya membuat kita enggan mempelajari sejarah,” katanya.

Sendratari Roro Jonggrang sendiri diangkat dari kisah Mataram Kuno pada abad ke-10, yaitu di zaman Rakai Pikatan dan Panangkaran dengan latar belakang Kerajaan Prambanan.

Menurut dia, ada empat tokoh utama yang diangkat pada cerita tersebut, selain Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso ada juga Prabu Triyambaka yang merupakan ayah Roro Jonggrang dan Prabu Damarmaya yang merupakan ayah dari Bandung Bondowoso.

“Pada penampilan kali ini kami mengajak para pelaku seni lokal dari Klaten. Sedangkan untuk pengajar dan sutradaranya kami melibatkan salah satu dosen ISI Yogyakarta Timbul Haryono,” pungkas dia.(yaya)