25/01/2025 18:46
EKONOMI & BISNIS

Harga Minyak Dunia Turun 10 Persen Akibat Virus Corona, Harga BBM Bakal Murah?

fokusmedan : Virus Corona membuat harga minyak dunia terjun bebas hingga 10 persen. Investor dunia khawatir penyebaran virus corona akan melemahkan perekonomian global dan menurunkan permintaan akan minyak mentah.

Dilansir dari CNN, minyak Brent telah turun sebesar 10 persen sejak 17 Januari atau saat pemerintah China mengumumkan kematian kedua warganya akibat virus corona. Sejak itu penyebaran virus sangat masif hingga pemerintah China membatasi akses transportasi.

“Semakin banyaknya korban jiwa membuat investor khawatir tentang potensi gangguan ekonomi. Harga batubara, besi, dan minyak telah jatuh karena investor mengantisipasi gangguan pasokan pada industri dan pelambatan aktivitas ekonomi,” ujar Analis Rabobank.

Menurut International Energy Agency, China sebagai konsumen energi terbesar kedua dunia akan mengalami penurunan permintaan akibat minimnya aktivitas ekonomi. Chief Market Strategist AxiCorp, Stephen Innes, mengatakan pembatasan transportasi China akan menurunkan permintaan produk minyak seperti avtur.

Analis Commerzbank mengungkapkan penyebaran virus corona meningkatkan kekhawatiran akan menurunnya permintaan minyak dunia. Artinya pasar global akan terjadi kelebihan pasokan lebih besar.

Harga BBM dan Tarif Listrik Indonesia Bergantung Harga Minyak Dunia

Naik turunnya harga minyak dunia dinilai akan berdampak pada negara importir minyak, salah satunya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). “Yang jelas dampaknya terhadap kenaikan harga minyak dunia akan menekan negara-negara net importir minyak seperti Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal.

Menurut Faisal, jika harga minyak naik signifikan tentunya akan berdampak pada pembentukan harga BBM dan tarif listrik yang juga mengalami kenaikan. “Khususnya kenaikan BBM dan tarif listrik akan semakin membebani pelaku usaha dan rumah tangga,” ujarnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Apindo, Sofjan Wanandi, menilai Indonesia masih ketergantungan terhadap impor minyak. Sebab, produksi minyak dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.(yaya)