20/04/2024 8:11
INTERNASIONAL

“Kami Harusnya Tidak Memberi Mereka Panggung Lagi untuk Menyebarkan Kebohongan Ini”

Fokusmedan.com : Uni Eropa (EU) akan melarang siaran dari tiga lembaga penyiaran milik pemerintah Rusia sebagai bagian dari paket sanksi keenam atas invasi Moskow di Ukraina, menurut kepala eksekutif EU kemarin.

“Mereka dilarang mendistribusikan konten lagi di Uni Eropa, dalam bentuk apa pun, baik melalui kabel, via satelit, di internet atau aplikasi ponsel cerdas,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di hadapan anggota dewan di Strasbourg.

Ia menyebut ketiga saluran TV itu “sebagai corong yang gencar menyuarakan kebohongan dan propaganda (Presiden Rusia Vladimir) Putin”.

“Kami seharusnya tidak memberi mereka panggung lagi untuk menyebarkan kebohongan ini,” katanya, seperti dilansir laman Antara mengutip Reuters, Selasa (4/5).

Televisi pemerintah Rusia kemarin dilaporkan menayangkan simulasi serangan nuklir di lepas pantai County Donegal, Irlandia. Simulasi serangan nuklir ini menyebabkan hancurnya Inggris dan Irlandia. Tayangan ini menuai kecaman di Irlandia.

Presenter Channel One, Dmitry Kiselyov, yang dikenal pro Kremlin dan sebagai “penyambung lidah Putin” pada Senin menayangkan sebuah video rudal bawah laut yang menghancurkan Irlandia dan Inggris.

“Rusia bisa menenggelamkan Inggris ke laut menggunakan kendaraan bawah laut tak berawak yang disebut Poseidon,” ujarnya, dikutip dari The Guardian, Rabu (4/5).

“Ledakan torpedo termonuklir di garis pantai Inggris akan menyebabkan tsunami dahsyat mencapai 500 meter. Satu rentetan tembakan saja bisa membawa dosis radiasi ekstrem. Setelah melewati Kepulauan Inggris, ini akan mengubah apa yang tersisa menjadi gurun radioaktif,” lanjutnya.

Kedutaan Besar Rusia di Irlandia menyampaikan apa yang ditampilkan di televisi itu merupakan pandangan dari para editor TV.

“Sikap resmi Rusia selalu sama bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh dilakukan.”

Situasi media di Rusia belum pernah terjadi sebelumnya. Pembatasan liputan semakin parah, dan akses ke hampir semua media independen diblokir atau dibatasi atau media tersebut menyensor pemberitaan mereka sendiri.

Untuk sebagian besar orang Rusia, televisi masih menjadi sumber utama mendapatkan berita. Ini dikontrol ketat Kremlin dan kerap melakukan propaganda perang tanpa henti. Ukraina disebut menggempur sendiri kota-kota mereka, dan pasukan Rusia ada di negara itu sebagai pembebas.

Fakta bahwa mayoritas orang Rusia mendengarkan berita TV berarti mereka setidaknya cenderung mendengar pesan Kremlin – dan mungkin mempercayainya.

Ada banyak jenis opini di dunia pers, tapi sebagian besar masih sejalan dengan Kremlin. Novaya Gazeta, koran yang menyajikan pemberitaan independen selama hampir 29 tahun, menghentikan operasionalnya pada 28 Maret setelah menerima peringatan dari badan pemantau media Rusia, Roskomnadzor.

Situs berita online independen diblokir atau dibatasi, dan begitu juga Facebook, Instagram, dan Twitter.(yaya)