Jokowi Hadiri Prosesi Jumenengan KGPAA Mangkunegara X
Fokusmedan.com : Kota Solo punya gawe besar. GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo resmi dikukuhkan sebagai KGPAA Mangkunegoro X, Sabtu (12/3). Prosesi Jumenengan Dalem dipimpin prameswari dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegoro IX, di Pendapi Pura Mangkunegaran.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah tokoh penting hadir dalam kegiatan tersebut. Jokowi yang mengenakan jas warna biru tiba di Puro Mangkunegaran pukul 11.50 WIB menggunakan mobil berpelat nomor B 1060 RFS.
Turun dari mobil di sisi timur Pendhapi Ageng, presiden disambut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi. Jokowi masuk menuju ruang utama atau paringgitan dan menyapa keluarga Mangkunegaran serta memberikan ucapan selamat kepada Mangkunegoro X.
Usai berbincang dengan Mangkunegara X, mantan Wali Kota Solo itu menghampiri Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, KGPAA Paku Alam X, dan Raja Surakarta SISKS Paku Buwono XIII. Jokowi kemudian duduk di samping Sultan.
Tidak lama duduk, Jokowi pun berpamitan kepada Mangkunegoro X dan keluarga dan meninggalkan acara Jumenengan.
Prosesi pengukuhan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegoro X atau penguasa Mangkunegaran, ditandai dengan pembacaan piagam pengukuhan oleh prameswari di depan GPH Bhre dengan menggunakan bahasa Jawa.
“Minangka hanetepi adat paugeran saha dhawuh wasiat leluhur Puro Mangkunegaran ing dinten menika 8 Ruwah Alip 1955, surya kaping 12 Maret 2022, Prameswari dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegoro IX hanetepaken GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, SH katetepaken jumeneng KGPAA Mangkunegoro X,” ucap prameswari.
Dalam bahasa Indonesia berarti “Untuk menjalankan peraturan adat dan perintah wasiat leluhur Pura Mangkunegaran, hari ini 8 Ruwah Alip 1955, 12 Maret 2022, Permaisuri Gusti Kanjeng Putri Mangkunegoro IX menetapkan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, SH, ditetapkan bertakhta sebagai KGPAA Mangkunegoro X.”
Setelah dikukuhkan sebagai Mangkunegoro X, GPH Bhre pun melepas keris yang dikenakan. Keris tersebut kemudian diganti dengan keris pusaka milik almarhum ayahnya, Kanjeng Kyai Wangkingan.
Usai mengenakan pusaka, KGPAA Mangkunegoro X kemudian membacakan sumpah janji prasetia dalam bahasa Jawa dilanjutkan dengan pidato berbahasa Indonesia.
Usai prosesi, Prameswari dan Mangkunegoro X meninggalkan Pendhapi Ageng dan kembali ke paringgitan. Acara dilanjutkan dengan tarian Bedhaya Anglir Mendung. Tarian khusus yang diciptakan oleh Pangeran Sambernyawa atau Mangkunegara I. Tarian sakral berdurasi 45 menit ini dimainkan oleh tujuh gadis yang masih lajang.(yaya)