Presiden Jokowi: Kalau Ada Sisa Beras di Dalam Negeri Baru Diekspor
Fokusmedan.com : Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pelepasan merdeka ekspor pertanian tahun 2021. Presiden Jokowi mengingatkan agar ekspor dilakukan dengan tidak membuat ketimpangan stok di dalam negeri.
“Ekspor beras ke Saudi, kalau memang sudah dihitung betul beras kita berlebih dan mampu ekspor ya ekspor saja. Tapi dihitung dikalkukasi bahwa memang benar stok itu cukup untuk kebutuhan dalam negeri dulu didahulukan kalau ada sisa baru diekspor,” wanti Presiden Jokowi saat kegiatan tersebut, seperti disaksikan secara daring melalui channel Youtube Sekretarian Presiden, Sabtu (14/8).
Presiden Jokowi juga mengingatkan, agar komoditas ekspor Indonesia bukanlah produk mentah. Melainkan produk hasil hilirisasi yang bisa disambungkan ke rantai pasok nasional dan global.
“Jangan ekspor mentahan, saya minta ekspor sudah dalam bentuk tercacah atau bisa barang jadi karena target kita hilirisasi, saya juga minta sambungkan dengan suplai chain nasional dan global sehingga tani mudah ekspor, sehingga bisa berkembang menjadi sentra pertanian berorientasi ekspor,” harap Presiden Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi kinerja sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19. Ketika sektor lain terdampak, pertanian disebutnya justru mengalami pertumbuhan positif.
“Di masa pandemi ini, pertanian semakin tangguh. Kinerja ekspor pertanian terus meningkat, berkontribusi sebesar 3 persen dari keseluruhan ekspor Indonesia,” ungkap Airlangga saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Peternak dan Kampanye Konsumsi Ayam dan Telur 2021, di IPB Internasional Convention Center, Bogor, ditulis Jumat (4/6).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor pertanian memang semakin mentereng. Sepanjang 2020, ekspor pertanian Indonesia telah mencapai Rp 451,8 triliun, naik 15,79 persen dari periode sebelumnya yaitu Rp 390,16 triliun.
Terkhusus perunggasan rakyat, Airlangga menyebutkan pemerintah akan terus mendukung pengembangan korporasi untuk meningkatkan kinerjanya. Ia mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang akan memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) budidaya jagung kepada Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR).
“Kerja sama Kementan – PINSAR dalam membudidayakan jagung di lahan seluas 1.000 hektare ini ke depannya harus bisa direplikasi. Apalagi jagung merupakan bahan utama pakan unggas,” sebutnya.
Para pelaku industri unggas rakyat saat ini menghadapi tantangan fluktuasi harga pakan hingga bibit ayam. Airlangga mengharapkan demand dan supply bisa seimbang sehingga harga pun menjadi normal.
“Untuk itu, dibutuhkan langkah-langkah khusus, seperti penggunaan benih jagung rendah aflatoksin yang terbukti baik untuk bahan pakan, modernisasi peternakan rakyat, dan meningkatkan akses pembiayaan,” tuturnya.(yaya)