AS Bantu Pasukan Afghanistan Lawan Taliban Melalui Serangan Udara
Fokusmedan.com : Amerika Serikat akan melanjutkan serangan udara untuk membantu pasukan Afghanistan melawan Taliban. Hal ini disampaikan jenderal ternama AS pada Minggu, ketika pemberontak melakukan serangan di seluruh negeri.
Sejak awal Mei, kekerasan meningkat setelah para pemberontak melakukan serangan hanya beberapa hari setelah pasukan yang dipimpin AS mulai ditarik. Gerilyawan Taliban merebut sejumlah distrik, pos perbatasan dan mengepung beberapa ibu kota provinsi.
“AS telah meningkatkan serangan udara untuk membantu pasukan Afghanistan dalam beberapa hari terakhir, dan kami siap untuk melanjutkan bantuan tingkat tinggi ini dalam beberapa pekan ke depan jika Taliban melanjutkan serangan mereka,” jelas Kepala Komando Pusat Angkatan Darat AS, Jenderal Kenneth McKenzie kepada wartawan di Kabul, dikutip dari France 24, Senin (26/7).
McKenzie mengakui ada masa sulit bagi pemerintah Afghanistan, tapi memastikan Taliban tidak akan mendekati kemenangan.
Pernyataan McKenzie disampaikan ketika para pejabat pemerintah di Provinsi Kandahar mengatakan pertempuran di wilayah itu telah menyebabkan sekitar 22.000 keluarga mengungsi dalam sebulan terakhir. Menurut Kepala Departemen Pengungsi Provinsi Kandahar, Dost Mohammad Daryab, warga setempat pindah ke tempat yang lebih aman, meninggalkan rumah-rumah mereka.
Pada Minggu, pertempuran berlanjut di wilayah pinggiran kota Kandahar.
“Keteledoran beberapa pasukan keamanan, khususnya polisi, membuat Taliban semakin mendekat,” kata Wakil Gubernur Provinsi Kandahar, Lalai Dastageeri, kepada AFP.
“Kami sekarang berusaha mengorganisir pasukan keamanan kami.”
Pemerintah lokal di Kandahar membangun kamp untuk pengungsi yang diperkirakan berjumlah sekitar 154.000.
Salah seorang warga Kandahar, Hafiz Mohammad Akbar mengatakan rumahnya telah diambil alih Taliban setelah dia melarikan diri.
“Mereka mengusir kami. Sekarang saya tinggal bersama 20 anggota keluarga di sebuah pondok tanpa toilet,” ujar Akbar.
Para penduduk mengungkapkan ketakutannya pertempuran bisa meningkat dalam beberapa hari ke depan.
“Jika mereka benar-benar ingin bertempur, mereka harus pergi ke gurun dan bertempur, bukan menghancurkan kota,” kata Khan Mohammad, yang mengungsi di sebuah kamp bersama keluarganya.
Kandahar, dengan 650.000 penduduk, merupakan kota terbesar kedua di Afghanistan setelah Kabul. Provinsi di selatan itu merupakan pusat rezim Taliban ketika mereka menguasai Afghanistan antara 1996 sampai 2001.
Serangan terakhir mereka pada awal Mei membuat kelompok ini menguasai setengah dari sekitar 400 distrik yang ada di Afghanistan.
Human Rights Watch menyampaikan ada laporan Taliban melakukan kekejaman terhadap wargaa sipil di wilayah yang mereka rebut, termasuk di kota Spin Boldak dekat perbatasan dengan Pakistan yang mereka rebut awal bulan ini.
“Pemimpin Taliban telah membantah bertanggung jawab terhadap setiap pelanggaran, tapi adanya bukti pengusiran, penangkapan sewenang-wenang, dan pembunuhan di wilayah yang mereka kuasai meningkatkan ketakutan di tengah masyarakat,” jelas Direktur HRW Asia, Patricia Grossman, dalam sebuah pernyataan.(yaya)