26/04/2024 2:36
NASIONAL

Epidemiolog Dorong Transparansi Kerja Sama Bisnis Vaksin Sinovac

fokusmedan : Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, vaksin Sinovac asal China yang sedang diuji klinis coba merupakan kerja sama bisnis. Menurutnya, perlu ada transparansi publik mengenai kerja sama tersebut.

“Vaksin baru kerja sama dengan Sinovac, itu kan kerja sama bisnis sebenarnya, masih belum transparan juga,” ujar Pandu dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia, Kamis (20/8).

Pandu menuturkan, perlu transparansi mengapa Sinovac mau memberikan vaksin ke Indonesia. Berapa juga dana atau fee yang fee yang harus dibayar.

“Kenapa Sinovac mau memberikan ke Indonesia? berapa fee yang harus dibayar nanti? itu nanti harus ada keterbukaan dana publik,” kata dia.

Dia pun mengkritik karena ada badan atau organisasi yang tidak relevan ikut terlibat. Kata Pandu, hasilnya menjadi tak produktif karena tidak ada koordinasi.

“Karena tidak ada koordinasi yang cepat itu menjadi masalah besar di dalam kecepatan. Kecepatan mengambil keputusan dan kecepatan keakuratan mengatur strategi,” ucapnya.

Pandu turut mengomentari hasil survei Indikator dengan responden elite bahwa mayoritas menilai rapid test tidak efektif mengidentifikasi corona. Pandu mengamini penilaian karena memang rapid test tidak akurat. Dia mendorong untuk melakukan deteksi dengan tes PCR.

“Rapid test itu mendekteksi orang dengan antibodi, terlambat. Seminggu setelah orang terinfeksi, baru terdeteksi itu reaktif belum tentu dia punya virus, itu hanya riwayat bahwa dia pernah terinfeksi. Jadi harus diswab lagi. Jadi harus berapa cost yang keluar,” tegasnya.

“Kelihatannya rapid test itu melindungi. Padahal membuat masalah menjadi tertunda dan terlambat akibat kesalahan pengambilan keputusan apa yang dilakukan dalam situasi emergency dan terbatas,” ucapnya.(yaya)